25 Persen Orangtua di Tiga Daerah Ini Usulkan PTM 100 Persen Dihentikan Sementara

×

25 Persen Orangtua di Tiga Daerah Ini Usulkan PTM 100 Persen Dihentikan Sementara

Bagikan berita
Pembelajaran Tatap Muka (PTM). (Foto: Dok. Halbert Caniago)
Pembelajaran Tatap Muka (PTM). (Foto: Dok. Halbert Caniago)

HALONUSA.COM - 25 persen orangtua di daerah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten mengusulkan agar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen dihentikan untuk sementara waktu.

Hal tersebut karena semakin meningkatnya kasusu positif Covid-19 di Indonesia sejak pertengahan Januari 2022 lalu.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang pendidikan, Retno Listyarti mengatakan, pihaknya telah melakukan survei terkait hal tersebut.

"Kami melakukan survei yang kepada orangtua tentang PTM di tengah melonjaknya kasus Omicron di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten," katanya.

Baca juga:

Menurutnya, alasan suara orangtua tidak mendukung kebijakan PTM 100 persen karena terdapat anak yang belum mendapatkan vaksin atau belum di vaksin lengkap. Selain itu kesulitan menjaga jarak pada anak, terutama peserta didik jenjang TK dan SD, jika kapasitas PTM 100 persen.

"Mayoritas orangtua yang tidak menyetujui kebijakan PTM 100 persen memiliki alasan kesehatan, yaitu meningkatnya kasus covid, terutama omicron yang memiliki daya tular 3-5 kali lipat dari Delta, sehingga mereka tidak ingin anak-anaknya tertular,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (8/2/2022).

Ia menambahkan, orang tua yang mengusulkan penghentian PTM tersebut adalah mereka yang tidak mendukung kebijakan PTM 100 persen.

Hasil survei mengungkap, responden yang menyetujui kebijakan PTM 100 persen berjumlah 61 persen, sedangkan yang tidak menyetujui kebijakan tersebut berjumlah 39 persen.

Ia mengatakan, responden yang menyetujui kebijakan PTM 100 persen beralasan, anak-anak mengalami kejenuhan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan lebih sibuk bermain game online ataupun media sosial atau tidak bisa mendampingi anaknya untuk PJJ. Kondisi ini membuat proses pembelajaran menjadi tidak efektif.

"Data tersebut menunjukkan bahwa alasan para orangtua yang menyetujui PTM 100 persen meskipun kasus covid sedang meningkat adalah mengkhawatirkan learning loss pada anak-anak mereka, karena mereka menilai PJJ kurang efektif sehingga anak-anak mereka menemui kesulitan memahami materi selama proses pembelajaran," ujarnya.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini