6 Keunikan Sumatera Barat yang Belum Banyak Orang Tahu, Ada Ikan Langka!

6 Keunikan Sumatera Barat yang Belum Banyak Orang Tahu, Ada Ikan Langka!
Pangek Ikan Bilih. (Foto: Raunholic)
HALONUSA.COM - Ada banyak keunikan pada Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang membuatnya berbeda dari daerah lain di Indonesia.

Tidak hanya dikenal dengan kuliner rendangnya, Sumatera Barat ternyata juga banyak hal unik sebagai pembentukan identitas yang kemungkinan belum banyak orang tahu.

Salah satunya budidaya ikan bilih yang awalnya berasal dan berada di Danau Singkarak, Kabupaten Solok meski kini sudah dibudidayakan di Danau Toba, Sumatera Utara.

Pada artikel ini, Halonusa.com akan merangkum beberapa fakta keunikan yang hanya ada di Sumatera Barat (Sumbar) dan membuatnya beda dari seluruh wilayah di dunia.

Keunikan lainnya yaitu Minangkabau sebagai satu-satunya daerah yang menganut sistem matrelineal di Indonesia, sementara di dunia baru diketahui bahwa Yahudi juga menerapkan sistem serupa.

Berikut 6 Keunikan Provinsi Sumbar


1. Garis Keturunan Matrilineal

[caption id="attachment_30038" align="alignnone" width="627"]Pakaian-Adat-Lintau-Buo-CosmoPhost-Halonusa-Ade-Yuandha-(@Ade_Yuandha) Pakaian Adat Lintau Buo. Pakaian Adat Bundo Kanduang Limpapeh Rumah Nan Gadang, Merupakan Akulturasi Islam dan Budaya Minangkabau. (Foto: Dok. CosmoPhost/Halonusa)[/caption]

Provinsi Sumbar yang mayoritas didiami oleh suku Minangkabau diketahui sebagai satu-satunya di Indonesia dengan sistem kekerabatannya menganut garis keturunan ibu, yaitu matrilineal.

Sementara di dunia sendiri, baru terungkap bahwa negara Yahudi juga menerapkan sistem kekerabatan Matrilineal pada 2021 silam dan diperkirakan sudah ada sejak abad ke-5 SM.

Paham matrilineal Minang berfokus pada sistem kesukuan yang artinya suku seorang anak akan mengikut kepada ibunya, berbeda dengan suku-suku lain di Indonesia.

Beda dengan Yahudi yang matrilinealitas hanya didasarkan identitas belaka. Bukan menyangkut kesukuan, hingga warisan keluarga seperti harta pusaka tinggi di Minang.

2. Ikan Bilih

[caption id="attachment_39091" align="alignnone" width="640"]Ilustrasi Ikan Bilih Ilustrasi Ikan Bilih[/caption]

Ikan Bilih mempunyai nama ilmiah Mystacoleuseus padangensis yang berukuran kecil dan sangat gurih dimasak, berbentuk lonjong dan pipih yang besarnya sekitar 6-12cm saja.

Uniknya, ikan bilih merupakan jenis endemik yang hanya hidup di Danau Singkarak, Sumatera Barat. Namun kini, telah dibudidayakan masyarakat hingga ke Danau Toba.

Beberapa manfaatnya untuk kesehatan yaitu meningkatkan produksi sel darah merah, membantu pertumbuhan sendi dan tulang yang sehat hingga jadi alternatif rendah lemak.

3. Bukittinggi Pernah jadi Ibukota Indonesia

[caption id="attachment_28295" align="alignnone" width="711"]Jam-Gadang-Bukittinggi Jam Gadang Bukittinggi. (Halonusa.com/Halbert Caniago)[/caption]

Tak hanya Yogyakarta dan Jakarta, satu kota di Sumbar juga pernah menjadi ibukota negara Indonesia yaitu Bukittinggi saat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).

Tak dapat dipungkiri, bahwa faktanya kota ini melahirkan banyak pahlawan nasional yang telah gugur sebagai pengharum bangsa ketika terjadinya agresi militer Belanda II tahun 1948.

Ketika itu, Indonesia dipimpin oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara, menggantikan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta yang sedang dalam tahanan Belanda.

4. Jembatan Akar Berusia 100 Tahun Lebih

[caption id="attachment_42243" align="alignnone" width="800"]Jembatan Akar Pesisir Selatan Jembatan Akar Pesisir Selatan (foto: wikimedia)[/caption]

Bernama Jembatan Akar di Pesisir Selatan yang terbentang sepanjang 25 meter dan lebar 1,5 meter, berada di ketinggian 10 meter di atas permukaan sungai yang hanya bisa dilalui pejalan kaki.

Bahkan, demi keselamatan pelancong, pengelola Jembatan Akar Pesisir Selatan yang awalnya terbentuk dari fenomena alam ini, kemudian menambah tali baja sebagai penyangga agar lebih kuat.

Sejarah mencatat jika jembatan ini mulai dibentuk pada tahun 1890 dan dapat digunakan pada tahun 1916, dimana butuh waktu 26 tahun agar terjadi penyatuan di antara pepohonan.

Kamu dapat mengunjungi Puluik Puluik, Kec. IV Nagari Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar dari pukul 08.00 hingga 18.00 WIB saja.

5. Tidak Ada Indomaret dan Alfamart

[caption id="attachment_34418" align="alignnone" width="600"]Alfamart dan Indomaret (foto: Hipwee) Alfamart dan Indomaret (foto: Hipwee)[/caption]

Ketiadaan bisnis waralaba Indomaret dan Alfamart menambah uniknya wilayah Sumbar, karena minimarket tersebut bahkan tersebar di seluruh daerah di Indonesia.

Pemprov Sumbar tidak mengizinkan Indomaret dan Alfamart beroperasi demi melindungi usaha kecil menengah (UKM) dan pengusaha lokal.

Pemerintah daerah memastikan bahwa kebijakan ini tidak mengakibatkan Sumbar menutup diri dari investasi eksternal, melainkan memberikan peluang pengembangan bagi usaha ritel lokal.

6. Suku Mentawai

[caption id="attachment_45782" align="alignnone" width="718"]Potret orang Suku Mentawai. (Foto: Shutterstock/CW Pix) Potret orang Suku Mentawai. (Foto: Shutterstock/CW Pix)[/caption]

Mentawai adalah suku asli dari salah satu kabupaten yang ada di Sumbar, tepatnya Kepulauan Mentawai dan disebut sebagai salah satu suku tertua di Indonesia dan dunia.

Bahkan keberadaan nenek moyangnya sejak 500 SM (sebelum masehi) lalu membuatnya juga berada dalam daftar, salah satu suku tertua di dunia. Begitu pula dengan motif tatonya, juga dikenal dengan tato tertua di dunia.

Seperti yang diketahui, Mentawai punya motif tato unik dan disebut sebagai penanda identitas mereka yang menggambarkan keseimbangan antara penghuni hutan dengan alam.

Selain itu, pakaian mereka juga hanya kenakan kain sepotong dan memiliki kepercayaan agama sendiri yaitu Sabulungan dengan keyakinan keberadaan roh jiwa hingga benda sakral hingga kebiasaan meruncingkan gigi.

Itulah keunikan yang hanya ada di Provinsi Sumatera Barat mulai dari asal mula budidaya Ikan Bilih hingga keberadaan suku dan tato Mentawai. Semoga bermanfaat. (*)

Berita Lainnya

Index