Asal Usul dan Sejarah Suku Jambak di Minangkabau yang Selalu Hujan Saat ada Pesta

Asal Usul dan Sejarah Suku Jambak di Minangkabau yang Selalu Hujan Saat ada Pesta
Suku Jambak Minangkabau
HALONUSA.COM - Suku Jmbak adalah salah satu suku yang ada di Minangkabau yang juga memiliki banyak keturunan hingga saat ini.

Ada satu hal yang unik dari Suku Jambak, yaitu saat melakukan pesta pernikahan, terjadi hujan deras yang bahkan kejadiannya saat cuaca panas dan tidak ada tanda hujan sebelumnya.

Konon cerita ini adalah persumpahan Hera Mong Campa ketika kemarau panjang yang melanda daerah mereka.

Sehingga memohon pada Tuhan agar diturunkan hujan pada saat butuh hujan dan kebetulan waktu itu mereka sangat butuh hujan karena akan melaksanakan pesta.

Asal Usul Suku Jambak

Dikutip dari Netralnews, suku Jambak merupakan suku pengembara yang datang dari tanah Tiongkok. Kehadiran suku dari tanah seberang tersebut sampai menyebar ke wilayah daratan Minangkabau.

Kebiasaan orang Tiongkok yang melakukan pengembaraan dengan sistem ekspansi itu terjadi di Koto Tuo, kelompok yang mengembara tersebut dikenal dengan turunan suku Campa, mereka datang dengan seorang pimpinan raja perempuan yang bernama Hera Mong Campa. Satu riwayat mengatakan Hera Mong Campa datang dari Mongolia.

Orang Tiongkok pada waktu itu mempunyai kebiasaan berperang, kedatangan mereka di ranah Koto Tuo pun dilakukan dengan peperangan. Dari perjalanan panjang suku Campa di tanah Agam akhirnya membuahkan hasil dengan menyingkirnya penduduk yang mendiami Koto Tuo sebelumnya dan mereka hidup berkembang di wilayah tersebut sampai menyebar kebeberapa daerah di Minangkabau.

Sebahagian pendapat mengatakan penduduk yang mendiami Koto Tuo sebelum bangsa Tiongkok datang diperbolehkan tinggal didaerah asal mereka dengan sarat mengikuti aturan-aturan orang Campa dan sebahagian pindah ke daerah Kayu Tanam Pariaman dan kelompok ini yang berkembang menjadi Suku Sikumbang di Pariaman sampai ke wilayah Pesisir Selatan.

Artinya Suku Sikumbang bukan bahagian dari Suku Bodi Caniago Maupun Koto Piliang hanya saja sama-sama kaum yang datang dari daerah yang sama yaitu Turkestan.

Jauh sebelum dikenalnya nama Minangkabau, kehadiran suku Campa sudah menyebar di wilayah Agam setelah mereka mengalahkan para pengembara Turkestan, menurut satu cerita keberadaan suku Campa di Tanah Agam terjadi sebelum pindahnya kaum Koto Piliang ke Luhak Limo Puluah Koto, itu makanya tanah Agam dikenal sebagai Luak Nan Tangah.

Karena proses panjang eksistensi pengikut Hera Mong Campa di tanah Agam, terjadilah perubahan sebutan dari suku campa menjadi suku Jambak, sama halnya dengan kisah Payokumbuah yang konon berasal dari kata Payau Kumuah.

Pemekaran wilayah pertama oleh suku Jambak adalah ke daerah Panampuang (salah satu nagari di Kecamatan Ampek Angkek) dan setelah itu menyebar sampai keseluruh wilayah lainnya.

Saya pernah menemui ada sekelompok masyarakat dengan mayoritas suku jambak di Pasaman dan di Lubuak Aluang Pariaman, bahkan sampai ke daerah Bangkinang serta Taluak Kuantan.

Kabiasaan suku Jambak di antaranya adalah: Mereka suka hidup berkelompok sesama orang Jambak. Apabila melakukan kegiatan manaruko atau membuka lahan baru, maka wilyah tersebut diberi nama sesuai dengan nama suku mereka. Ttidak heran kalau disetiap wilayah yang ada di Sumatera Barat ada kampuang dengan sebutan Kampuang Jambak.

Secara genetik mereka pada saat usia lanjut mengidap penyakit tuli. Dalam masyarakat suku ini lebih banyak menurut dan lebih banyak diam artinya tidak suka neko-neko.

Berita Lainnya

Index