"Tuan Muda, sepuluh tahun telah berlalu. Betapa dalamnya dendammu, seharusnya juga telah memudar."
"Bulan depan adalah ulang tahun Tuan Besar yang ke lima puluh. Kamu dan Tuan Besar sudah sepuluh tahun lebih tidak bertemu. Tuan Besar ingin sekali bertemu denganmu. Selain itu, Tuan Besar juga mengumumkan berita kamu kembali meneruskan warisan rumah."
Jalan Hungdra raya, tangan Rendi Lu membawa sekotak kue yang ia beli untuk anak perempuannya, Kiki. Ia memandang sekilas pria tua dengan setelan Tangzhuang berbahan, sambil memasang senyuman dingin.
"Pulang?" Rendi tertawa pelan dengan tatapan mata yang cuek.
"Sejak ia membiarkan Ishara Xiao si wanita jalang itu mencelakai Ibuku hingga meninggal, hubunganku dan ia telah putus."
"Tapi boleh juga kalau ia ingin aku pulang, tapi ada syaratnya, yaitu suruh ia penggal kepala Ishara untukku jadi bola!"
Pria tua dan para pengawal disamping saling memandang.
"Kalau tidak bisa, enyahlah!" ujar Rendi pelan.