Keunikan Pacu Jawi tidak hanya terletak pada cara sapi dipacu, tetapi juga pada atmosfer yang tercipta di sekitarnya.
Sebelum acara dimulai, pengunjung disuguhi berbagai kesenian tradisional seperti tari piring, talempong pacik, dan pencak silat.
Suasana semakin semarak dengan kehadiran para pedagang lokal yang menjajakan makanan khas, cinderamata, hingga kerajinan tangan.
Rahmat Febri Jeni, Wali Nagari Padang Laweh, mengungkapkan bahwa Pacu Jawi memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat.
"UMKM kami hidup. Masyarakat yang berjualan di lokasi Pacu Jawi mendapatkan pemasukan tambahan, sementara tradisi dan budaya tetap terjaga," katanya.
Bagi para joki, Pacu Jawi bukan tanpa risiko. Dari keseleo hingga jatuh ke lumpur, cedera adalah bagian dari perjuangan mereka.Namun, hal ini tidak mengurangi semangat para joki untuk terus berpartisipasi.
Mereka mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat yang hadir, menciptakan suasana kebersamaan yang langka ditemukan di tempat lain.
“Meskipun tidak ada hadiah uang, kesenangan dan kebanggaan menjadi joki adalah motivasi utama kami. Tradisi ini adalah warisan leluhur yang harus terus kami lestarikan.” sambung Adek.
Menurut Ketua Persatuan Olahraga Pacu Jawi (Porwi) Tanah Datar, Aresno, tradisi ini mencerminkan demokrasi khas Minangkabau.
Editor : Dewi Fatimah