"Kriteria sapi yang diikutkan adalah sapi yang lincah dan mampu menahan singkang tempat para joki berdiri.
Satu joki akan memacu dua ekor sapi yang dipasangkan pada sepasang singkang," jelasnya.
Salah seorang wisatawan, Fiqi (31 tahun) asal Mataram, yang datang langsung ke lokasi pelaksanaan Pacu Jawi di daerah Padang Laweh, Tanah Datar, merasa bangga dan senang.
"Saya sangat terkesan melihat bagaimana para joki mampu mengendalikan dua ekor sapi yang berlari kencang di lumpur. Bahkan, saya sendiri jadi tertarik untuk mencoba menjadi joki," ungkapnya.
Tradisi Alek Nagari di Tanah Datar ini juga mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah, sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Kadisparpora) Tanah Datar, Riswandi saat berbincang dengan tim halonusa.id di momen Pacu Jawi beberapa waktu lalu.
“Kita tetap mendukung tradisi Pacu Jawi melalui APBD walaupun tidak banyak, makanya infrastruktur pendukung kita tetap bantu. Contohnya seperti tenda, sound system, dan lainnya,” jelasnya.Ia mengaku antusias wisatawan yang dating melihat Pacu Jawi ini sangat luar biasa, ada yang dari berbagai Negara.
Bagi kamu yang ingin menyaksikan Pacu Jawi, acara ini digelar setiap hari Sabtu secara bergiliran di empat kecamatan di Tanah Datar.
Jangan lupa untuk membawa kamera, karena momen lumpur yang berterbangan saat sapi dipacu adalah pemandangan yang tidak boleh dilewatkan.
Di tengah arus modernisasi, Pacu Jawi tetap bertahan sebagai tradisi yang memadukan budaya, olahraga, dan hiburan.
Editor : Dewi Fatimah
