BSSN: Serangan Siber di Indonesia Naik Tajam Jadi 140,51 Persen

Ilustrasi peretasan. (Foto: Dok. iStock)
Ilustrasi peretasan. (Foto: Dok. iStock)

HALONUSA.COM – Selama Januari hingga Oktober 2021, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat, serangan siber di Indonesia naik tajam menjadi 140,51 persen atau sebesar 1.191.320.498.

Angka itu melonjak tajam jika dibandingkan pada tahun 2020 yang hanya mencapai 495.337.202.

Peningkatan itu dinilai resiko dari perkembangan digitalisasi yang membuat ancaman siber yang juga semakin tinggi.

Bacaan Lainnya

Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat di berbagai sektor digital, keamanan menjadi salah satu faktor yang sangat penting.

“Kepercayaan digital merupakan kepercayaan konsumen melakukan proses bisnis dan aktivitas digital,” kata pelaku industri digital, Sati Rasuanto, Selasa (28/12/2021).

Sehingga, kata Sati, kepercayaan digital mempengaruhi pertumbuhan industri yang bergerak di bidang tersebut.

Jika tidak ada kepercayaan, industri digital dipastikan tidak akan bisa tumbuh.

“Bagi pelaku industri digital, data merupakan sumber kehidupan, sementara intinya ada pada kepercayaan digital,” katanya.

Kejahatan siber yang marak terjadi belakangan ini telah meresahkan masyarakat. Salah satunya, seperti penggunaan identitas secara ilegal.

Hal ini dinilai telah merugikan berbagai pihak dan bisa berdampak pada menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat digital masyarakat.

Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) telah meluncurkan pedoman kode etik perlindungan data pribadi dan kerahasiaaan data di sektor tersebut.

“Tujuannya untuk memberikan kepastian kepada konsumen bahwa datanya aman saat bertransaksi di platform fintech,” katanya.

Kode etik perlindungan data pribadi dan kerahasiaan data selaras dengan Rancangan Undang-undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP).

Kementerian Kominfo memasukan RUU PDP dalam program legislasi nasional (Prolegnas) di DPR RI. (*)

Pos terkait