HALONUSA.COM - Peristiwa tabrakan rangkaian kereta Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek beberapa hari lalu, di antara Stasiun Harjamukti di Depok dan Stasiun Ciracas di Jakarta Timur (Cawang-Cibubur). Sedang dalam tahap penyelidikan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi).
Pembangunan LRT Jabodebek terus dikebut pasca trial run (uji coba) yang kemudian mengalami tabrakan, Senin (25/10/2021), Cibubur, Jakarta Timur agar bisa beroperasi serta diluncurkan 17 Agustus 2022 mendatang.
Sembari menunggu hasil penyelidikan KNKT dan Polres Metro Jakarta Timur. Beberapa fakta menarik yang perlu kita cek, atas peristiwa LRT Jabodebek alami tabrakan yang melibatkan trainset.
Perisitwa tabrakan LRT Jabodebek ketika trial run (uji coba) menyisakan tanya, berikut rangkuman cek fakta LRT Jabodebek:
Sebelum cek fakta, perlu diketahui LRT Jabodebek memakai sistem pengoperasian otomatis yakni teknologi Grade of Automation (GoA) level 3 dan atau GoA level 4 (pengoperasian rangkaian kereta secara otomatis tanpa masinis-red), pengoperasian LRT dengan teknologi tersebut bakal memudahkan rangkaian kereta melakukan trainset atau transit secara cepat dan memastikan keselamatan penumpang.
Korban Luka
Walau saat uji coba (trial run) terhadap kereta ringan dan cepat LRT Jabodebek tidak sedang membawa penumpang, namun dilaporkan jika seorang masinis mengalami luka dan telah dilarikan ke rumah sakit untuk penanganan medis, berdasarkan pernyataan direksi PT Industri Kereta Api (PT. INKA) Persero.
Human Error vs Langsiran
Pihak PT INKA (persero) menyampaikan, terjadinya peristiwa LRT Jabodebek tabrakan ketika trainset (rangkaian) kereta akan langsir sehingga tidak sengaja menabrak rangkaian kereta yang sedang stabling, saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terlihat yang terjadi tabrakan merupakan trainset nomor 20 dengan nomor 29.
Editor : Redaksi
