Ceramah Ramadhan 2023: Hustle Culture dalam Islam, Begini Penjelasan Alquran

×

Ceramah Ramadhan 2023: Hustle Culture dalam Islam, Begini Penjelasan Alquran

Bagikan berita
Ceramah Ramadhan 2023 (Ilustrator Yurico Andani)
Ceramah Ramadhan 2023 (Ilustrator Yurico Andani)
HALONUSA.COM - Jaman sekarang, manusia selalu berlomba-lomba untuk sukses di dunia atau istilah kerennya yaitu hustle dan sudah jadi budaya sehari-harinya. Hustle yang arti Indonesianya cepat, seringkali membuat seseorang merasa tidak produktif saat tidak bekerja sedetik saja. Mereka memanfaatkan semua hal secara sigap, tanggap. Tapi menurut Maudy Ayunda pada konten Youtube-nya, hustle culture (budaya cepat) tidak baik bagi kesehatan mental. Bahkan dalam firman Allah SWT dalam QS. Asy-Syura Ayat 20 juga tidak diperbolehkan, berikut ayat dan artinya.

مَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ ٱلْءَاخِرَةِ نَزِدْ لَهُۥ فِى حَرْثِهِۦ ۖ وَمَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ ٱلدُّنْيَا نُؤْتِهِۦ مِنْهَا وَمَا لَهُۥ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِن نَّصِيبٍ

Artinya: "Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya dan barangsiapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat." Seperti yang diketahui, bahwa hustle culture merupakan salah satu keuntungan dunia. Maka jika kamu terlalu ambisi melakukannya, hanya sebagian saja yang akan kamu peroleh. Berbeda jika kamu menginginkan keuntungan akhirat, niscaya Allah SWT akan berikan keduanya. Lalu, bagaimana caranya agar kita dapat meraih keuntungan dunia dan akhirat secara bersamaan? pada artikel ini akan Halonusa jabarkan secara lengkap untuk dapat merealisasikan Hustle Culture dalam Islam. Sehingga, hidup kita menjadi lebih berkah. Sebelum itu, ketahui dulu tips mensiasati Hustle Culture menurut Maudy Ayunda yaitu dengan menerapkan 3 hal: berkata tidak, istirahat sama pentingnya dengan bekerja dan maknai hidup tanpa membandingkannya dengan kisah orang lain. Definisikan yang kamu kejar itu apa?

Hustle Culture dalam Islam

Hal pertama yang harus dilakukan agar dapat meraih keuntungan dunia dan akhirat yaitu dengan meniatkan segala sesuatu yang dikerjakan hanya karena Allah SWT, berniat lah bahwa kamu bekerja untuk Allah SWT dan hanya kepada Allah SWT kamu kembali. Intinya ketika meniatkan segala sesuatu untuk akhirat, maka sudah pasti nikmat dunia akan kamu dapatkan. Contohnya ketika berinfaq, bukan kah hanya orang mampu saja yang bisa memberikan harta berlebih saat berinfaq? Maka niatkan lah kamu bekerja untuk mendapatkan uang agar bisa berinfaq dan bersedekah, apalagi pada bulan puasa ini, semua amal baikmu akan dilipatgandakan nilai pahala nya. Sudah berapa rupiah yang kamu infaq kan selama Ramadhan 2023? Dapat disimpulkan bahwa niatmu bekerja untuk berinfaq dan bersedekah, maka sudah pasti kamu dapat memenuhi keuangan di dunia. Berbeda jika kamu bekerja karena ingin punya barang ini itu dan uang banyak, maka hanya sebatas itu kenikmatan untuk kamu dapatkan. Sedangkan keuntungan di akhirat, tidak. “Allah SWT akan memberikan apa yang kamu butuhkan, bukan apa yang kamu inginkan. Maka boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak” (QS: Al Baqarah 2:216) Selanjutnya, kamu harus bisa menahan amarah dan emosi saat menjalankan niat karena Allah SWT tersebut. Apalagi segala sesuatu yang berindikasi negatif saat puasa Ramadhan 2023 ini, dapat membuat pahala puasamu jadi bernilai makruh. Dalam artian, hanya memperoleh lapar dan haus saja. Tak ada kenikmatan akhiratnya. Selain harus menahan amarah dan emosi, cara terakhir agar memperoleh keuntungan dunia akhirat yaitu dengan memberi maaf kepada manusia. Seperti firman Allah SWT dalam QS Asy-Syuura: 43 dan Q.S Fusshilat: 34, berikut bacaan ayat dan arti Indonesianya di bawah ini.

    (QS Asy-Syuura: 43)ࣖ وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ اِنَّ ذٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ

Artinya: Tetapi barangsiapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia. (Q.S Fusshilat: 34)

  وَلَا تَسْتَوِى ٱلْحَسَنَةُ وَلَا ٱلسَّيِّئَةُ ۚ ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ

Artinya: Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.

Baca juga:
Kesimpulan hustle culture dalam Islam untuk meraih kemenangan dunia dan akhirat adalah dengan mengutamakan akhirat, maka dunia sudah pasti berada di genggamanmu. Jangan hanya dunia yang diutamakan, prioritaskan akhirat supaya bisa mendapatkan kenikmatan keduanya. (*)

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini