Ceramah Ramadhan 2023: Orang yang Beribadah Belum Tentu Bertaqwa? Ternyata Ini Penyebabnya!

×

Ceramah Ramadhan 2023: Orang yang Beribadah Belum Tentu Bertaqwa? Ternyata Ini Penyebabnya!

Bagikan berita
Ustaz Abdul Somad saat bersilaturahmi dengan Gubernur Sumbar Mahyeldi di Padang, Kamis (26/8/2021). (Foto: Adpim Sumbar)
Ustaz Abdul Somad saat bersilaturahmi dengan Gubernur Sumbar Mahyeldi di Padang, Kamis (26/8/2021). (Foto: Adpim Sumbar)
HALONUSA.COM - Dalam agama Islam, ternyata orang yang beribadah saja belum tentu bertaqwa yang akan jadi topik bahasan pada ceramah Ramadhan 2023 kali ini untuk jadi referensi saat Tarawih. Pada artikel ini, akan dibahas informasi terkait alasan seseorang yang fokus melakukan ibadah tapi belum bisa disebut bertaqwa hingga ciri-ciri orang bertaqwa itu sendiri dan bagaimana tips meraih ketaqwaan. Untuk diketahui bahwa dalam Alquran, terdapat beberapa istilah penyebutan Allah SWT kepada manusia mulai dari yang baik dan buruk seperti orang musyrik, merugi serta lainnya. Begitu pula dengan panggilan baik seperti bertaqwa. Selain itu, panggilan lainnya yaitu orang sabar dan saleh, orang yang beristighfar, berbuat baik dan bertawakkal. Dari semua istilah tersebut, dikatakan bahwa panggilan orang yang bertaqwa lebih tinggi tingkatan nilainya di mata Allah SWT. Karena hanya orang bertaqwa yang memiliki semua akhlak pengelompokan jenis di atas, mereka yang bertaqwa pastinya sabar dan saleh. Mereka juga suka berinstighfar serta bertawakkal dalam mengerjakan perintah apa yang ada dalam Alquran.

Penyebab orang beribadah belum bertaqwa

Allah SWT tidak hanya menganjurkan hubungan hasbunminallah yaitu berkaitan dengan kedekatan kita kepada Allah SWT berupa melaksanakan ibadah seperti sholat, sedekah serta berpuasa dan lainnya. Namun juga ada hubungan hasbunminannass. Hasbunminannas adalah hubungan antara sesama manusia yang meliputi cara seseorang berkomunikasi dengan menusia lainnya, menjaga silaturahmi dan segala aktivitas sosial dengan keterlibatan nyata dalam kehidupan sehari-harinya. Selain dapat menjalankan semua perintah dalam Alquran dan menerapkan hadits Rasulullah SAW, Allah SWT juga menginginkan manusia dapat beradaptasi dan bergaul dengan baik di dunia agar hubungan kekerabatan dapat terlaksana keberlangsungannya. Maka dari itu, ketahui lah ciri-ciri orang bertaqwa yang terangkum informasi lengkapnya dalam Q.S Ali Imran: 133-135 bahwa surga yang besarnya seluas langit dan bumi akan diperuntukkan bagi orang bertaqwa. Berikut penjelasan dan dalilnya:

Balasan bagi orang bertaqwa

۞ وَسَارِعُوۡۤا اِلٰى مَغۡفِرَةٍ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالۡاَرۡضُۙ اُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِيۡنَۙ‏ ١٣٣ Artinya: Bersegera lah kamu mendapatkan ampunan Allah SWT agar memperoleh balasan surga yang seluas langit dan bumi, hanya disediakan bagi orang yang bertaqwa.

Ciri-ciri orang Bertaqwa

الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالۡكٰظِمِيۡنَ الۡغَيۡظَ وَالۡعَافِيۡنَ عَنِ النَّاسِ​ؕ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الۡمُحۡسِنِيۡنَ​ۚ‏ ١٣٤

Artinya: (Orang yang bertaqwa) adalah mereka yang berinfak dalam waktu lapang dan sempit, dapat menahan amarah dan memaafkan semua perilaku buruk orang lain karena Allah SWT bersama mereka dan kebaikannya.

وَالَّذِيۡنَ اِذَا فَعَلُوۡا فَاحِشَةً اَوۡ ظَلَمُوۡۤا اَنۡفُسَهُمۡ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسۡتَغۡفَرُوۡا لِذُنُوۡبِهِمۡ وَمَنۡ يَّغۡفِرُ الذُّنُوۡبَ اِلَّا اللّٰهُ  وَلَمۡ يُصِرُّوۡا عَلٰى مَا فَعَلُوۡا وَهُمۡ يَعۡلَمُوۡنَ‏ ١٣٥

Artinya: Bahkan jika mereka terlanjur berbuat kesalahan, hanya Allah SWT lah yang diingat dan kembali memohon ampun padaNya dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan serupa. Siapa lagi yang berkuasa pada pengampunan selain Allah SWT? 1. Berinfaq Mengeluarkan sebagian harta dalam berinfaq atau pun bersedekan bagi seseorang yang dalam keadaan lapang juga berkecukupan tentu cukup mudah, tapi tidak bagi mereka yang sedang sempit keadaan ekonominya. Karena itu, orang bertaqwa adalah kedua ciri tersebut. Mereka punya empati tinggi dan tidak mementingkan dirinya sendiri, sehingga dapat menerapkan pelaksanaan Q.S Al-Baqarah: 267 yang artinya, "nafkahkan lah sebagian dari hasil usahamu agar sebagian laninnya dapat berkah dan bernilai baik di mata Allah SWT." 2. Mengendalikan amarah Ciri kedua orang bertaqwa ini tidak lah mudah karena memang pengendalian dalam kecerdasan emosional menjadi tantangan tersendiri bagi setiap orang, apalagi ia menghadapi kasus yang memungkinkan ia berkesempatan untuk berbuat perilaku marah tersebut. Ketika ia punya kesempatan dan kekuatan dalam menyalurkan kemarahannya, namun ia memilih tidak melakukan karena karena dapat berpotensi merusak amal ibadah yang telah dilakukan seperti pemaknaan hadist Rasulullah SAW. "Allah SWT akan memanggilnya untuk memilih bidadari yang disukai apabila mereka dapat menahan dan mengendalikan kemarahan di saat ia mampu melakukannya," (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah). 3. Memaafkan Orang yang mampu memaafkan orang lain, maka ia akan sehat sebab kebencian mempengaruhi stabilitas tubuh dan dapat mempengaruhi kinerja serta energi positif yang masuk ke dalamnya. Membenci seseorang itu membutuhkan energi, berbeda dengan berbuat baik yang akan melepaskan hormon sitoksin dalam tubuh untuk membuat lebih bahagia. وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ اِنَّ ذٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ ࣖ(QS Asy-Syuura: 43) yang artinya: Tetapi barangsiapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia. 4. Beristiqhfar Orang yang apabila melakukan salah, kemudian bergegas melakukan pendekatan pada Allah SWT dan menyadari kesalahannya, maka ia termasuk golongan orang yang bertaqwa. ۚ إِنَّ ٱلْحَسَنَٰتِ يُذْهِبْنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ (Q.S Huud: 114) yang artinya: Sesungguhnya kebaikan itu menghapus perbuatan buruk dan ini menjadi pengingat bagi orang-orang yang mengingat. Itulah penyebab orang beribadah belum dapat dikategorikan sebagai bertaqwa karena ada ciri yang harus dilakukan berupa pergaulan antar sesama manusia, tidak jadi penyendiri dan tak memperdulikan sesama. Semoga bermanfaat. (*) Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini