Cerita Pilu dari Malampah Pasaman, Ratusan Rumah Hancur Diguncang Gempa Dahsyat 2009 dan 2022

Salah satu rumah warga di kawasan Malampah yang hancur dihantam gempa. (Foto: Dok. Istimewa)
Salah satu rumah warga di kawasan Malampah yang hancur dihantam gempa. (Foto: Dok. Istimewa)

Korban Jiwa

Bahkan, tak sampai di sana, korban meninggal dunia akibat musibah gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) dan Pasaman pada Jumat (25/2/2022) terus bertambah.

Hingga Rabu (2/3/2022) siang, jumlah korban meninggal dalam peristiwa di dua wilayah tersebut telah berjumlah 11 orang, didominasi oleh perempuan.

Bacaan Lainnya

Kepala Seksi (Kasi Ops) Operasi Kantor SAR Kelas A Padang, Octavianto mengatakan, para korban meninggal dunia tersebut tersebar di Kajai, Pasbar dan Malampah, Kabupaten Pasaman.

“Korban meninggal sejauh ini berjumlah 11 orang, tersebar di dua wilayah (Pasaman dan Pasbar) itu,” ujarnya.

Dari 11 orang itu (data Basarnas), sedikitnya tujuh hingga delapan korban merupakan warga di kawasan Malampah dan sekitarnya yang masuk ke dalam wilayah administratif Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman.

Di lain tempat, Bupati Pasaman, Benny Utama mengeklaim sebanyak 4.407 warganya menjadi korban terdampak gempa di Malampah, Kecamatan Tigo Nagari.

Jumlah sebanyak itu, kata Benny, terdiri dari 1.047 kepala keluarga (KK) dan belum termasuk ke dalam tiga kampung yang belum terdata.

Korban terdampak gempa di Malampah, Kabupaten Pasaman. (Foto: Dok. Istimewa)
Korban terdampak gempa di Malampah, Kabupaten Pasaman. (Foto: Dok. Istimewa)

Pendataan korban jiwa atau terdampak dan kerusakan serta pendistribuan bantuan menjadi fokus utama pihaknya sembari menyiapkan infastruktur pendukung di lokasi pengungsian.

“Tenda pengungsi masih sangat dibutuhkan warga, saat ini baru ada sekitar 80 set (tenda) ukuran besar dan kecil, namun informasi terbaru sudah datang 1.500 tenda berbagai model dan ukuran dari Kementerian Sosial (Kemensos),” kata Benny.

Benny mengeklaim bahwa pihaknya sudah bisa memetakan apa saja kebutuhan, siapa dan bagaimana penanganan pascagempa yang harus dilakukan.

Dirinya memberikan sejumlah instruksi kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk melaksanakan perintah yang diberikannya.

Di antaranya, pembuatan fasilitas Mandi, Cuci, Kakus (MCK) darurat di lokasi pengungsian, kemudian sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air para pengungsi.

“Jumlah (MCK) nya sesuaikan dengan kebutuhan para pengungsi di tiap lokasi, hitung berapa warga perempuan dan laki-laki,” katanya, Minggu (27/2/2022).

Arahan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes), Benny meminta untuk mendirikan posko kesehatan di seluruh lokasi pengungsian dan melakukan pengecekan kesehatan korban terdampak gempa setiap hari.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Pasaman diinstruksikan untuk melakukan program penyembuhan traumatik bagi anak-anak di daerah terdampak gempa.

Kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Benny Utama meminta untuk memfinalkan jumlah kerusakan akibat gempa, mulai dari rumah hancur dan rusak serta fasilitas umum (fasum) serta infrastruktur yang lainnya.

“Data harus akurat dan jangan dikarang-karang, jika ada ada penyimpangan dampak hukumnya akan terasa di kemudian hari. Tepat data, maka akan tepat pula penanganannya,” ucap pria yang pernah berprofesi sebagai Jaksa tersebut.

“Harus bergerak cepat, jangan berlama-lama, kasihan masyarakat harus menanggung penderitaan di tenda-tenda pengungsian, namun kecepatan dan keakuratan itu juga berlandaskan payung hukum yang jelas pula,” sambungnya.

Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Pasaman juga diminta untuk proaktif melaporkan tahapan dan proses penanganan pascagempa.

Diskominfo Kabupaten Pasaman juga diminta untuk bisa menekan isu dan hoaks yang banyak bermunculan di media sosial (medsos) terkait musibah gempa di Pasaman.

“Sajikan data yang benar dan konkret terkait seluruh hal yang menyangkut gempa di Pasaman,” katanya.

Pos terkait