Hal tersebut disampaikannya ketika disinggung mengenai soal debt collector bergaya begal yang beraksi di Padang dan dilaporkan ke pihaknya oleh Kevin, 24 tahun.
"Kebetulan saksi yang melihat ada dari pemantauan di CCTV, namun kondisi kami dikejar (target) vaksin, artinya (pengungkapan) belum sempurna," katanya, Rabu (13/10/2021).
Dia mengatakan, kendala yang dialami pihaknya adalah saksi yang berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP) tidak bisa ditemui.
Tukang parkir yang melihat kejadian tersebut selama beberapa hari belakangan tidak bisa ditemukan.
"Sebenarnya kalau perkara si Kevin ini jelas, tak ada masalah. Kendalanya kami saat ini kekurangan saksi," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga terkendala dengan agenda vaksinasi terhadap warga di Kecamatan Padang Selatan.
"Karena semua anggota saya perintahkan untuk membawa masing-masing 10 warga di masing-masing RT dan RW untuk vaksin," imbuhnya.
Seperti diketahui, debt collector bergaya begal beraksi di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Mobil dirampas paksa hingga membuat pemiliknya terluka.
Aksi perampasan paksa mobil ini terjadi di Jalan Nipah, dekat Jembatan Siti Nurbaya, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Senin (30/8/2021).
Kejadian ini dialami oleh Kevin, 24 tahun, bersama kakaknya Andre, 28 tahun, yang sama-sama warga Kelurahan Air Manis, Kecamatan Padang Selatan.
Kevin menceritakan, mereka dari rumahnya hendak ke kantor ACC di Jalan Khatib Sulaiman sekitar pukul 20.00 WIB. Mobil Toyota Agya warna putih BA 1213 AI itu, dikendarai oleh Andre, sementara Kevin di samping.
Di Jembatan Siti Nurbaya, mereka dibuntuti oleh seseorang yang mengendarai sepeda motor matic. Selepas jembatan, dekat toko keripik balado Christine Hakim, mobilnya dipepet.
“Orang ini pakai helm dan masker. Wajahnya tidak terlihat,” ujarnya, Rabu (13/10/2021).
Ia pun menepikan kendaraannya. Orang yang mengendarai motor itu mengetok kaca mobil.
“Kaca diturunkan setengah. Ditanya sama orang itu, Kevin yang mana? Dia tidak bilang mau narik mobil,” ujar Kevin. Diketahui, mobil Agya tersebut atas nama Kevin.
Tak lama setelah itu, tibalah sebuah mobil minibus. Kata Kevin, ada sekitar 5 orang yang turun dari mobil itu.
“Mobilnya Avanza atau Xenia gitu. 5 Orang itu berpenampilan seperti preman,” kata dia.
Orang yang turun dari mobil tersebut, kembali menanyakan nama Kevin.
“Ditanya lagi, siapa Kevin. Mobil kondisinya masih hidup saat itu. Kami masih dalam mobil,” ujarnya.
Seseorang mencoba membuka paksa pintu. Tanganya masuk melalui kaca yang terbuka setengah.
“Saya turun. Abang saya (sopir) masih di dalam. Saya bilang mau bayar angsuran. Mereka tidak mau dan tetap memaksa mengambil mobil,” ucap Kevin.
Akhirnya, pintu mobil berhasil dibuka paksa oleh para dept collector tersebut. Saat pintu sudah terbuka, Andre diseret dengan kasar keluar mobil.
“Abang saya diseret keluar. Sudah seperti begal saja. Abang saya tergeletak di aspal. Telapak tangan sampai terluka,” ujarnya.
Setelah berhasil menyeret korban keluar, mobil langsung dibawa kabur. Padahal saat itu, HP dan dompet korban masih di dalam mobil.
“STNK dalam dompet diambilnya. Dompet sama HP saya dititip di kantor satpam kantor leasing,” kata dia.
“Mereka bilang langsung ke kantor. Saya dan abang ikut naik mobil mereka. Sampai di kantor, mobil saya tidak ada,” ucapnya.
Setiba di kantor itu, Kevin dipaksa untuk meneken surat penarikan. Tapi ia tidak mau, karena sudah berniat untuk membayar angsuran.
Mendapat perlakuan itu, ia melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Padang. Tapi mereka diarahkan untuk melapor terlebih dahulu ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK).
Setelah mencoba negosiasi dengan pihak leasing, namun tak ada solusi. Pada 20 September 2021, ia pun melapor ke Polsek Padang Selatan.
Menunggak 2 Bulan
Kevin mengakui, bahwa angsuran mobilnya tersebut menunggak dua bulan yang jatuh tempo pada 30 Agustus 2021, saat penarikan paksa itu.
“Angsuran sudah jalan 27 bulan. Saat kejadian saya mau bayar angsuran itu,” ujarnya.
Ia menunggak bukan karena tanpa alasan. Ia sebagai pedagang minuman dan makanan di Pantai Air Manis, terdampak pandami covid-19.
“Sama-sama tahulah, PPKM kemarin tidak ada wisatawan yang datang. Ekonomi menjadi sulit,” ujarnya.
Mobil tersebut, kata Kevin, biasanya digunakan untuk membawa barang dagangannya. “Pergi beli minuman, kelapa muda, pakai mobil itu biasanya,” ujar dia.
Kapolsek Padang Selatan, AKP Purwanto membenarkan bahwa Kevin sudah melapor ke pihaknya.
Pihaknya tengah melakukan penyelidikan. Namun saat ini masih terkendala karena kekurangan saksi. (*)