"Saat itu ada tawaran untuk menjadi Pegawai Harian Lepas (PHL) di salah satu instansi di daerah Temanggung," katanya.
Karena memang sedang membutuhkan pekerjaan, Suharyono muda langsung menerima tawaran tersebut dan bekerja sebagai seorang Cleaning Service.
"Saat itu saya digaji sebesar Rp13 ribu satu bulan, dan cukup lama juga saya bekerja di sana," katanya.
Menjadi Kernek Angkot
Setelah berhenti menjadi seorang Cleaning Service, Suharyono muda diajak untuk menjadi kernek angkot oleh ayahnya yang saat itu sudah pensiun sebagai anggota Polri.
"Jadi saya diajak oleh ayah saya untuk menjadi kerneknya setelah ayah saya pensiun," lanjutnya.
Suharyono menyatakan bahwa angkot yang dikendarai oleh ayahnya itu juga bukan milik keluarganya, melainkan milik seorang juragan.
"Jadi ayah saya selalu setor kepada juragannya itu karena mobil angkot itu juga bukan punya kami," lanjutnya.
Gagal Jadi Polisi
Dalam perjalanannya menjadi seorang kernek angkot, Suharyono muda melihat adanya seleksi untuk menjadi polisi di Mapolres Temanggung.