Siapa-siapa saja 9 Ahwa tersebut yakni:
- KH Mustofa Bisri atau Gus Mus dari Jawa Tengah.
- KH Ma'ruf Amin, Banten (ulama sekaligus Wakil Presiden RI sekaligus mantan Rais Aam PBNU dan sekarang menjadi mustasyar PBNU)
- KH Miftachul Ahyar dari Jawa Timur (ulama yang menjabat Rais Aam PBNU dan pimpinan tertinggi di NU)
- KH Dimyati Rais, Kiyai dari Kaliwungu, Kendal dan salah satu mustasyar PBNU
Baca juga: Said Aqil Siradj Yakin Terpilih Kembali, Muktamirin Menerima LPJ PBNU Periode 2016-2021
- Gurutta Turmudzi Badarudin dari Nusa Tenggara Barat, ulama karismatik pesantren Nurul Huda dari NTB
- KH Anwar Mansur, ulama Jawa Timur
- KH Nurul Huda Jazuli dari Jawa Timur
- Buya Akbar Marbun dari Sumatera Utara
- KH Zainal Abidin dari Sulawesi Tengah
Sejak pembukaan Muktamar ke-34 NU di Lampung, Rabu (22/12/2021) terdapat 9 Ahwa (defenisi terhadap para ulama khos atau khusus di NU untuk memilih Rais Aam PBNU)
Ahwa merupakan salah satu sistem dalam Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) yang dimunculkan pada Muktamar NU Jombang, 2015.
Melahirkan Ahwa (istilah terhadap para ulama khaos atau khusus di NU untuk memilih Rais Aam PBNU), sistem ini dikemukakan atas diskusi para ulama, bermufakat untuk memilih KH Mustofa Bisri sebagai Rais Aam PBNU.
Gus Mus saat itu terpilih sebagai Rai Aam PBNU, walau Gus Mus sendiri menolak amanah tersebut. Namun para ulama khaos kemudian menjatuhkan pilihan karena penolakan secara lembut lewat surat yang menyatakan dirinya belum pantas sebagai Rai Aam PBNU.
[caption id="attachment_22902" align="aligncenter" width="750"]

Muktamar NU di Lampung, KH Ma'ruf Amin melepas jabatan Rais Aam PBNU karena menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia.
Hingga akhirnya KH Miftachul Achyar sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 2021-2026. (*)