Konsumsi BBM Bersubsidi di Sumbar Turun 2 Tahun Terakhir

×

Konsumsi BBM Bersubsidi di Sumbar Turun 2 Tahun Terakhir

Bagikan berita
Webinar Membangun Komitmen Pemerintah Dalam Mendukung Energi Yang Berkualitas dan Ramah Lingkungan. (Foto: Dok. Pertamina)
Webinar Membangun Komitmen Pemerintah Dalam Mendukung Energi Yang Berkualitas dan Ramah Lingkungan. (Foto: Dok. Pertamina)

HALONUSA.COM - Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Barat (Sumbar), Audy Joinaldy mengeklaim bahwa penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi menurun dua selama dua tahun terakhir.

Audy menyebut bahwa konsumsi Premium pada tahun 2020 menurun sebanyak 57 persen dibanding tahun 2019.

Bahkan, dirinya memprediksi penggunaan BBM bersubsidi jenis Premium jauh menurun pada tahun 2021, begitu juga dengan Solar. Dia melihat, penggunaan bahan bakar dengan Research Octane Number (RON) yang tinggi seperti Pertamax terus mengalami kenaikan.

"Provinsi Sumbar sendiri berada pada urutan kedua di Indonesia dalam penggunaan BBM dengan kualitas tinggi atau Pertamax Series, yakni sebesar 27,1 persen," katanya dalam webinar bertema Membangun Komitmen Pemerintah Dalam Mendukung Energi Yang Berkualitas dan Ramah Lingkungan, Kamis (9/9/2021).

Baca juga:

Ia melihat, kesadaran masyarakat untuk menggunakan BBM berkualitas semakin tinggi, terlebih telah menjamurnya Pertamina Shop (Pertashop) atau SPBU mini di bawah pengelolaan perusahaan plat merah tersebut.

Selain itu, katanya, ketahanan energi harus tetap memperhatikan lindungan hidup. Sedangkan kemandirian energi merupakan terjaminnya ketersediaan energi dengan memanfaatkan semaksimal mungkin potensi dari sumber daya dalam negeri.

Sesuai Komitmen

Sementara itu, Ekonom Konstitusi, Defiyan Cori melihat komitmen Pertamina dalam mematuhi aturan kebijakan energi berkualitas dan ramah lingkungan sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LHK) nomor 20 tahun 2017 melalui program Langir Biru berjalan efektif hingga ke kawasan pedesaan.

Menurutnya, permasalahan kebijakan pembangunan sektor energi nasional berupa isu pangan, energi dan air, permasalahan defisit minyak dan gas bumi (migas) nasional, kebijakan BBM satu harga dan penyediaan pasokan untuk daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar), kebijakan energi ramah lingkungan dan berkualitas serta kebijakan diversifikasi energi.

"Komitmen dan konsistensi inilah yang diharapkan bisa sampai hingga ke masyarakat dan konsumen agar mereka lebih cerdas untuk mencapai sasaran pemakaian BBM dengan RON tinggi," katanya.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini