HALONUSA.COM – Pernahkah kamu mendengar istilah mountaineering? Istilah keren ini telah sangat dikenal di kalangan para penggiat pendakian gunung.
Sebelum mendaki gunung tentu ada beberapa hal yang perlu disiapkan.
Selain peralatan dan kondisi fisik yang prima, kegiatan alam bebas yang memerlukan peralatan tertentu serta keterampilan atau keahlian yang memadai, oleh karena risiko yang dihadapi sangat tinggi.
Mendaki gunung bukan olah raga biasa, setidaknya pendaki gunung harus memiliki mental yang lebih serta keterampilan, kecerdasan, kekuatan dan daya juang yang tinggi.
Hal ini karena tantangan yang akan ia hadapi ketika menjalankan aktivitasnya sebagai penggiat alam bebas.
Pada hakikatnya tantangan yang dihadapi itu akan menguji kemampuan diri sendiri.
Keberhasilan itu berarti kama dapat menaklukkan terhadap rasa takut dan kemenangan menghadapi diri sendiri.
Jika ini adalah kali pertama kamu menjajal aktivitas alam atau beraktivitas kegiatan luar ruang, ada beberapa istilah pendakian yang wajib kamu ketahui.
Pengertian Sederhana Mountaineering
Mountaineering, berasal dari kata dasar mountain yang memiliki arti gunung.
Secara sederhana, istilah ini dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas atau kegiatan pendakian yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang.
Aktivitas yang dimaksud biasanya bertujuan untuk mencapai 1 titik tertentu, dan melewati berbagai kondisi alam di lintasannya.
Mountaineering sendiri kemudian dibagi ke dalam beberapa klasifikasi berdasarkan tingkat kesulitan dan teknik dasar yang digunakan.
Hampir semua gerakan dan aktivitas yang dilakukan dalam pendakian gunung akan mengacu pada beberapa teknik dasar berikut, sehingga untuk pendaki pemula akan sangat baik bila memiliki pemahaman atas teknik-teknik ini.
Dasar-Dasar Mountaineering
Di dalam mountaineering dibagi kedalam 5 klasifikasi pendakian.
Pertama adalah walking, hill walking, trekking / hiking, kemudian scrambling, dan terakhir adalah climbing.
Klasifikasi climbing masih dibagi lagi menjadi rock climbing dan snow ice climbing. Dengan memahami kekhasan dari setiap klasifikasi, akan membantumu melakukan persiapan sebelum melakukan perjalanan pendakian.
Hill Climbing atau Hiking
Hill climbing atau hiking. Merupakan gerakan berjalan pada area atau bukit yang landai.
Kamu tidak memerlukan peralatan pendakian spesifik bila melakukan pendakian jenis ini.
Meski demikian, teknik berjalan yang tepat perlu diaplikasikan agar penggunaan tenaga saat pendakian tetap efektif.
Area landai dalam mountaineering dianggap sebagai area yang paling nyaman, karena tidak memerlukan teknik khusus dan tenaga yang besar dalam melaluinya.
Scrambling
Merupakan aktivitas pendakian pada tebing yang tidak terlalu terjal, baik tanjakan maupun turunan.
Dalam melakukan teknik dasar ini, kamu harus menjaga keseimbangan ketika berjalan agar tidak jatuh.
Alas kaki yang memiliki daya cengkeram kuat sebaiknya digunakan, sehingga tidak terpeleset saat melakukan scrambling.
Kamu bisa menggunakan kedua tangan untuk membantu menjaga keseimbangan saat berjalan di area tanjakan atau turunan.
-
Face Climbing
Pemanjatan pada permukaan tebing dimana masih terdapat tonjolan atau rongga yang memadai sebagai pijakan kaki dan lengan.
-
Friction / Slab Climbing
Teknik ini semata-mata hanya mengandalkan gaya gesekan sebagai gaya penumpu.
-
Fissure Climbing
Teknik ini memanfaatkan celah yang di pergunakan oleh anggota badan yang seolah-olah berfungsi sebagai pasak.
Dengan cara demikian, dan beberapa pengembangan dikenal teknik sebagai berikut.
Proses memanjat merupakan gabungan dari berbagai kegiatan dasar, yaitu :
- Mengamati, mengenal medan dan menentukan lintasan yang akan dilalui baik secara keseluruhan maupun selangkah, yang sangat menentukan untuk langkah berikutnya.
- Memikirkan teknik yang akan dilalui baik secara keseluruhan maupun selangkah demi selangkah.
- Mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
- Gerakan memanjat yang sesuai dengan lintasan dan teknik yang direncanakan.
Belaying
Adalah suatu cara yang digunakan untuk mengulur tali, juga teknik untuk secara cepat menahan atau mengamankan pemanjat apabila terjatuh.
Semua system proteksi dari Rock Climbing tergantung kepada kepastian dari kerja Belay Anchor dari Belayer.
Climbing
Nah untuk klasifikasi ini, dibutuhkan beberapa peralatan pendukung khusus. Climbing sendiri merupakan aktivitas pendakian pada tebing yang curam, yang tak lagi bisa dilakukan dengan berjalan kaki.
Gerakan merayap pada tebing dengan memanfaatkan celah, harus dilakukan untuk bisa melanjutkan perjalanan.
Bentuk kegiatan climbing ini terbagi menjadi dua bagian.
-
Rock Climbing
Pendakian pada tebing-tebing batu yang membutuhkan teknik pemanjatan dengan menggunakan peralatan khusus.
-
Snow & Ice climbing
Pendakian pada es dan salju. Keduanya sama-sama memerlukan pengalaman dan kemampuan yang mumpuni, dan kurang direkomendasikan untuk pendaki pemula.
Meski begitu, kamu sebaiknya juga mempelajari teknik ini sebagai pengetahuan dasar.
Sistim Pendakian
Dikenal dua macam system pendakian, yaitu :
-
Himalayan Style
Sistem ini biasanya dengan rute perjalanan yang panjang, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai puncak.
Pendakian ini terdiri dari beberapa kelompok dari tempat peristirahatan. Pemanjatan dengan cara menghubungkan antar base camp melalui tali, perlengkapan dan makanan dikirim secara estafet dari camp ke camp.
Sehingga dengan salah satu orang dari seluruh tim berarti pendakian ini sudah berhasil untuk seluruh tim.
-
Alpine Style
Sistem ini banyak di kembangkan di pegunungan di Eropa. Pendakian ini memiliki rute relatif singkat sehingga semua pendaki harus sampai ke puncak baru, pendakian baru dianggap berhasil.
Pemanjatan tidak lagi berhubungan dengan base camp, semua perlengkapan di bawa terus.
Sebenarnya masih banyak lagi yang bisa dibahas mengenai mountaineering. Namun secara mendasar, beberapa hal yang disebutkan di atas bisa jadi hal penting yang wajib kamu pahami sebelum mulai aktivitas pendakian. (*)