Menjelajahi atmosfer alam Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar) tidak akan habisnya, bukan saja karena suguhan alam nan eksotis dan atau tata kotanya dan juga bangunan masjid serta bangunan bersejarah lainnya.
Kota yang nyaris dengan suhu udara 14 derajat celcius itu semakin membuat diri betah untuk mengitari Kota Padang Panjang, dan tentunya paling sedap untuk menemani suasana dingin dan perjalanan saya ialah kopi.
Tidak sedap rasanya bila tidak sehari tak menikmati kopi di kota mungil berjuluk Kota Serambi Mekah ini, sampailah seorang teman menemani pada salah satu lokasi produksi kopi Kota Padang Panjang, di Kacang Kayu, Kelurahan Sigando, Kecamatan Padang Panjang Timur.
Samar-samar menggelitik hidung dari kejauhan aroma biji kopi menguar, semakin dekat dan semakin dekat, ah ternyata penciuman ini masih kuat, aku tidak corona. Kata teman sambil berkelakar, ‘Kalau hidung mu bisa meidu dengan baik dan benar artinya masih sehat penciuman iduang angku ma kawan, alun tibo se lah angku idu-idu,’ katanya, dan kami pun tertawa terbahak-bahak tanpa mengeluarkan dahak.
Lokasi produksinya tidak terlalu besar, hanya berukuran 3,5 x 6 meter, tak seperti pabrik-pabrik di Jakarta, nyaris mencakar langit dan kepulan asapnya bak kuda sedang melaju kencang di pacuan untuk mencapai garis kemenangan.
