Peneliti Menemukan Kunci Sirkulasi Samudra Pasifik untuk Memprediksi Dampak La Nina dan El Nino

Ă—

Peneliti Menemukan Kunci Sirkulasi Samudra Pasifik untuk Memprediksi Dampak La Nina dan El Nino

Bagikan berita
NELAYAN MELAUT | Gambar ini dipotret Juli 14, 2021 menunjukkan nelayan Indonesia di Kota Padang, Sumatera Barat tetap melaut untuk memperoleh rupiah dari hasil tangkapan ikan (?: @tanharimage / Kariadil Harefa)
NELAYAN MELAUT | Gambar ini dipotret Juli 14, 2021 menunjukkan nelayan Indonesia di Kota Padang, Sumatera Barat tetap melaut untuk memperoleh rupiah dari hasil tangkapan ikan (?: @tanharimage / Kariadil Harefa)

HALONUSA.COM –Temuan baru dari para ilmuwan Universitas York, Inggris di Lassonde School of Engineering, menunjukkan bahwa gerakan panas seperti konveyor melintasi khatulistiwa di Samudra Pasifik yang disebut  fenomena meteorologis berupa aliran angin permukaan yang sangat kuat melintasi ekuator (bahasa Inggris: Cross Equatorial Cell: CEC) dapat memengaruhi secara spesifik seperti La Nina maupun El Nino.

“CEC ini, pada dasarnya adalah mengalirkan air dan panas bolak-balik antara utara khatulistiwa dan selatan khatulistiwa,” kata Neil Tandon, asisten profesor di Departemen Ilmu Atmosfer di Lassonde School of Engineering.

“Dalam penelitian ini, kami melihat apa yang secara fisik menyebabkan gerakan ini di laut. Memahami ini sangat penting, karena perubahan kecil di lokasi panas laut pada gilirannya menggeser lokasi aliran jet atmosfer, yang memicu reaksi berantai, mengganggu cuaca di seluruh dunia,” sambung Neul Tandon.

La Nina dan El Nino memiliki dampak global terhadap cuaca, mulai dari bencana banjir, kekeringan hingga kebakaran hutan dan berdampak pada ekonomi di setiap negara termasuk Indonesia.

Baca juga: Apakah Venus Pernah Memiliki Lautan? Berikut Penjelasan Para Astrofisikawan

Baca juga:

La Nina terjadi karena pendinginan sementara El Nino terjadi karena terjadi suhu panas pada lautan di Pasifik tropis selama setahun. Namun, perlu dicatat tidak semua El Nino dan La Nina sama.

Salah satu dari fenomena itu bisa lebih kuat dan dapat muncul di lokasi yang berbeda di Samudra Pasifik.

Peneliti ini menerangkan, peranan Cross Equatorial Cell dapat membantu menjelaskan kepada siapa saja untuk menganalisis, memprediksi perubahan pola cuaca dari tahun ke tahun.

Sehingga dengan lebih dini menerapkan mitigasi dapat menyelamatkan masyarakat termasuk potensi daerah di suatu negara dalam segala sektor, seperti pertanian, industri dan lainnya.

“Jika kita dapat membuat langkah dalam meningkatkan mitigasi atas dampak La Nina dan El Nino, sudah barang tentu akan bermanfaat dan selain itu tentu ada kesigapan menghadapi bencana yang dipicu atas kedua fenomena itu, seperti kekeringan dan banjir bandang,” kata Tandon.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini