Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi merupakan awal dari penyebaran arus
globalisasi di seluruh dunia.
Penyebaran arus globalisasi terkait dengan kemajuan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Globalisasi merupakan sebuah proses dimana hubungan antara negara-negara di dunia menjadi lebih luas dan lebih intens dalam seluruh aspek kehidupan manusia, seperti sosial, budaya, kriminal, finansial, hingga spiritual.
Kemudian pengertian dari kebudayaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga kebudayaan itu bersifat abstrak.
Budaya pop saat ini tidak lagi identik dengan budaya barat, tetapi negara-negara di benua Asia mulai menunjukkan kemampuan kreatif dengan menjadi pengekspor budaya pop.
Selain Jepang, Korea kini mulai menunjukkan dirinya sebagai negara produsen budaya pop melalui tayangan hiburan dan menjadi saingan berat bagi Amerika dan Eropa.
Hal ini dapat dilihat dengan kemajuan industri hiburan Korea saat ini. Globalisasi budaya pop Korea atau yang lebih dikenal dengan Hallyu berhasil menarik perhatian masyarakat dunia.
Dalam globalisasi budaya pop Korea, peran media massa sangat penting karena membawa nilai-nilai budaya Korea masuk ke Indonesia.
Pemerintah Korea memanfaatkan media sebagai alat untuk menyebarkan budaya hallyu, seperti internet dan televisi.
Melalui media ini, Korea tidak hanya menyebarkan budaya melalui hallyu saja, melainkan mendorong masyarakat global untuk melihat negara ini dari sisi lain, yaitu dunia hiburan, sehingga meningkatkan daya tarik masyarakat global.
Meningkatnya daya tarik masyarakat global dapat dilihat dari meningkatnya minat masyarakat global terhadap pariwisata Korea, fashion, hingga bahasa Korea.
Selain itu, jika dilihat dari definisi komunikasi antarbudaya yakni proses pertukaran makna melalui simbol-simbol di antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berbeda, maka budaya pop Korea telah berhasil melakukan proses pertukaran makna melalui simbolsimbol budaya nya seperti drama, film, musik, fashion, dan lain-lain.
Hallyu juga turut populer di Indonesia dan memiliki dampak pada meningkatnya minat pada bahasa Korea, meningkatnya minat pada produk asal Korea, meningkatnya minat pada studi mengenai Korea, hingga munculnya solidaritas rakyat Indonesia terhadap rakyat Korea.
Disamping itu, menjadi penggemar idol maupun menjadi bagian perkumpulan fans atau fandom juga memiliki berbagai dampak positif.
Menurut saya , dampak positif bagi diri sendiri yaitu segala sesuatu yang dapat diyakini dan disuka akan memberi rasa kecintaan dan semangat hidup yang lebih pada seseorang, memiliki rasa cinta, kasih sayang, dan bertahan.
Oleh karena itu, dapat memicu semangat dan motivasi dalam diri seorang fan. Selain itu, sekumpulan orang dengan idola yang sama dapat menimbulkan keterikatan tersendiri dan ada rasa untuk saling merangkul satu dengan yang lainnya.
Hal ini dapat menciptakan rasa solidaritas, toleransi, saling menghargai, saling tolong menolong, dan saling mendukung, sehingga dapat mengurangi adanya potensi konflik sosial dalam masyarakat.
Bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara fanatisme atau kecintaan terhadap idola dengan solidaritas yang mengindikasikan bahwa semakin tinggi fanatisme maka semakin tinggi juga tingkat solidaritas
antaranggota.
Kebersamaan dan keterikatan tersebut juga dapat mendorong lahirnya inovasi dan ide-ide positif yang tidak hanya berdampak pada internal komunitas, namun juga dapat berdampak luas kepada masyarakat.
Sebagai contohnya adalah saat fenomena hebohnya BTS Meal, dimana komunitas fans BTS atau ARMY menggalang dana bersama-sama untuk memberi bantuan kepada para pengendara ojek online yang telah berusaha mengantri dan mendedikasikan waktunya untuk mendapatkan pesanan BTS Meal.
Segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Kekaguman dan menyukai karya ataupun seseorang, terkhusus idola, merupakan hal yang wajar dialami.
Akan tetapi, kesenangan tersebut harus memiliki batas, tidak terlalu berlebihan, dan imbang dengan hal lainnya.
Menyukai budaya Korea merupakan hal yang sah-sah saja, namun jangan melupakan bahwa kita adalah Indonesia.
Sebagai masyarakat Indonesia, kita juga harus berperan dalam pengembangan budaya kita sendiri agar tetap lestari dan tidak tergerus oleh perkembangan zaman dan globalisasi saat ini. (*)