Perjalanan Industri Penerbangan Indonesia dari Masa ke Masa, Hingga Pernah Mencapai Tonggak Kejayaan

×

Perjalanan Industri Penerbangan Indonesia dari Masa ke Masa, Hingga Pernah Mencapai Tonggak Kejayaan

Bagikan berita
Super Puma
Super Puma

Meneruskan perjuangan itu LAPIP terus mengembangkan industri penerbangan dengan memproduksi pesawat ringan, seperti pesawat latih Angkatan Udara jenis Belalang 90 sebanyak delapan unit, kemudian Kunang 25 tiga unit yang merupakan pesawat olahraga, selanjutnya 44 unit Gelatik.

Pesawat Gelatik lebih dominan pada saat itu, selain sebagai transportasi udara untuk menjangkau daerah terpencil, medis juga pernah dipergunakan sebagai misi operasi pemberantas hama. Hingga akhirnya LAPIP diakusisi menjadi Lembaga Industri Pesawat Terbang Nurtanio (LIPNUR), 1966. Sebagai bentuk penghargaan atas perjuangan pengembangan industri penerbangan yang dilakukan Nurtanio, yang mana sosok ini menjadi korban kecelakaan udara ketika melakukan uji coba pesawat terbang Super Aero-45 buatan Yugoslavia, 21 Maret 1966.

Keberlanjutan industri penerbangan terus bergerak dengan nama baru PT. Industri Pesawat Terbang (IPT) Nurtanio,1976. IPT Nurtanio berhasil memproduksi helikopter dan pesawat, seperti pesawat CN-235 dan C-212 Aviocar (pesawat penumpang sipil) sementara untuk produksi helikopter yakni Super Puma, BO-105 dan Puma.

Beberapa tahun berjalan IPT Nurtanio beralih nama menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang dikomandoi BJ Habibie hingga menjadi nama PT. Dirgantara Indonesia. (*)

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini