Bahasa Jawa merupakan bagian dari bahasa Indonesia. Juga merupakan bahasa daerah yang sebenarnya tidak semua masyarakat Indonesia menguasainya. Akan tetapi, ternyata bahasa ini menjadi salah satu bahasa yang penuturnya sangat banyak di dunia bahkan mencapai 82 juta jiwa.
Angka tersebut sekarang bahkan setara dengan 1,25% populasi di dunia pada tahun 2007. Hanya beda sekitar 0,14% dari penutur bahasa Jerman yang mencapai 92 juta penutur.
Tentu ini sangat mencengangkan bukan? Apalagi jika kemudian ada yang bisa mengembangkan kemampuan tersebut hingga mampu melakukan translate Jawa dengan baik dengan bahasa lain. Pasti ini adalah sesuatu yang sangat diperlukan untuk melestarikannya.
Mengapa bahasa Jawa bisa menjadi media komunikasi yang banyak dimanfaatkan oleh puluhan juta penuturnya di seluruh dunia? Simak ulasan berikut di bawah ini.
Memiliki Penutur Asli di Indonesia
Dilansir dari www.tedieka.com, Bahasa Jawa merupakan bahasa yang menjadi media komunikasi bagi 3 suku bangsa besar di Indonesia. Mayoritas yang menggunakannya dalam masyarakat yang tinggal di daerah Jawa Tengah, Jogjakarta, serta Jawa Tmur.
Memang secara kebahasaan ketiganya memiliki sedikit perbedaan namun mempunyai akar bahasa yang sama. Sehingga bisa saling mengerti, walaupun ada sedikit perbedaan kosakata di dalamnya.
Mempunyai Penutur di Suriname
Ternyata bahasa Jawa juga memiliki penutur asli yang ada di Suriname. Hal ini disebabkan karena adanya faktor penjajahan pada zaman kolonialisme adanya migrasi orang Jawa ke negara tersebut.
Berdasarkan sejarah walaupun sudah berpindah negara tetapi karena migrasi tersebut berkelompok maka sebagai alat komunikasi digunakanlah bahasa Jawa. Hingga pada saat ini keturunannya pun tetap menggunakan bahasa tersebut sebagai bahasa sehari-hari.
Tuturan Bahasa Bagi Perantau Jawa
Ada banyak orang Jawa yang merantau ke seluruh Indonesia bahkan ke seluruh dunia. Akan tetapi jika mereka berkumpul bersama, maka akan lebih cenderung menggunakan bahasa daerahnya dibandingkan dengan bahasa Indonesia.
Karenanya banyak yang kemudian menjadi fasih berbahasa Jawa baik keluarga yang dibangun ataupun anak-anak. Padahal bisa jadi mereka sudah mengubah kewarganegaraan atau memiliki pasangan orang asing.
Pengikat Sosial
Jika penutur bahasa Jawa bertemu dengan mereka yang menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi maka seperti memiliki kerabat di daerah yang asing. Sehingga Bahasa Jawa bisa menjadi salah satu pengikat sosial-budaya antara penduduk yang tidak tinggal di daerah Jawa.
Dengan banyaknya penutur bahasa Jawa di seluruh dunia, maka akan menjadi suatu kebanggaan Jika pemerintah mulai melestarikan kebudayaan Jawa. Hingga bisa menjadi warisan tak benda yang memiliki nilai luhur bagi generasi muda. (*)