PLN Sumbar Bakal 'Razia' Tempat Baralek, Jangan Lakukan Tindakan Ilegal Ini

PLN Sumbar Bakal 'Razia' Tempat Baralek, Jangan Lakukan Tindakan Ilegal Ini
Ilustrasi pelaminan pesta pernikahan. (Foto: Riaspengantinluwes)|Senior Manager Distribusi PLN UID Sumbar, Anton Sugiarto (paling kanan), saat kegiatan Forum Keselamatan Ketenagalistrikan di Auditorium Gubernuran Sumbar, Senin (21/11/2022).
HALONUSA.COM - Baralek atau pesta pernikahan di Sumatera Barat (Sumbar), biasanya diadakan dengan meriah. Pestanya besar-besaran.

Tenda pelaminan didirikan. Lampunya dipasang banyak-banyak. Orgen tunggal dengan speaker segede gaban dibunyikan dari pagi sampai malam.

Kadang, daya di rumah tak cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik saat baralek tersebut. Supaya mulus, dibuat los daya listrik.

Tapi jangan coba-coba los daya atau naik daya listrik dilakukan secara ilegal. Nanti kena 'razia' oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sumbar.

Senior Manager Distribusi PLN UID Sumbar, Anton Sugiarto mengatakan, pihaknya akan menurunkan tim Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) ke tempat-tempat hajatan tersebut.

Kata dia, tim akan turun pada hari Sabtu dan Minggu. Sebab, pada hari tersebut ramai diselenggarakannya hajatan.

"Kalau hari Sabtu Minggu kan ada fenomena itu tadi (pesta pernikahan)," ujarnya saat pelaksaan kegiatan Forum Keselamatan Ketenagalistrikan di Auditorium Gubernuran Sumbar, Senin (21/11/2022).

[caption id="attachment_38891" align="alignnone" width="668"]Senior Manager Distribusi PLN UID Sumbar, Anton Sugiarto (paling kanan), saat kegiatan Forum Keselamatan Ketenagalistrikan di Auditorium Gubernuran Sumbar, Senin (21/11/2022). Senior Manager Distribusi PLN UID Sumbar, Anton Sugiarto (paling kanan), saat kegiatan Forum Keselamatan Ketenagalistrikan di Auditorium Gubernuran Sumbar, Senin (21/11/2022). (Foto: Halonusa.com)[/caption]

Dijelaskannya, los daya saat pesta sebesarnya sudah disediakan resmi oleh PLN. Namanya tarif pesta. Bisa diajukan melalui apikasi PLN Mobile atau datang langsung ke kantor PLN.

Meski yang resmi sudah tersedia, kata Anton, tetap saja ada yang los daya secara ilegal. Tindakan yang ilegal tersebut yang ditertibkan.

"Kalau memang ditemukan ada pelanggaran, kita tertibkan. Yang sudah pakai resmi, bagus. Kita apresiasi," ujarnya.

Jika saat turun ke lapangan ditemukan los daya secara ilegal, pihaknya akan mengarahkan pelanggan untuk menggunakan tarif pesta yang resmi.

"Kita nggak langsung matiin, padam, nggak. Kita menjaga kondusif. Tapi kita berikan edukasi, kita arahkan mereka untuk bayar tarif pesta," ujarnya.

Untuk tarif pesta tersebut sekitar ratusan ribu rupiah. Bahkan, lebih irit jika dibandingkan dengan menyewa genset. (*)

Berita Lainnya

Index