Penampilan Justin Trudeau membuat wanita negara +62 tergila-gila. Selain tampan, ia juga tampak stylish.
Justin Trudeau pun menjadi idola baru bagi kaum hawa. Apalagi saat ia mengenakan baju batik warna fusia di gala dinner bersama Jokowi.
Usut punya usut, ternyata PM Kanada Justin Trudeau itu keturunan Indonesia, tepatnya Kota Padang, Sumatera Barat.
Darah Minangkabau mengalir dalam tubuh Justin Trudeau. Sebab, nenek moyangnya adalah orang Padang, yang diduga adalah keturunan Minang.
Sebuah postingan di TikTok yang menyebut PM Kanada Justin Trudeau adalah keturunan Minang, menjadi viral.
“Pulanng lah adikk..!!! Sutan Justin Trudeau PM Kanada keturunan Minang generasi ke-6.” Begitu tertulis dalam sebuah postingan video di akun TikTok @bankblack007.
Lantas, seperti apa urutan silsila Justin Trudeau hingga disebut sebagai keturunan Minangkabau? Berikut penjelasannya.
Meski baru pertama kali menginjakkan kaki di Tanah Air, ternyata Justin memang memiliki hubungan darah dengan Indonesia.
Diketahui, Justin Trudeau lahir di Ottawa, Ontario pada 25 Desember 1971. Di tubuhnya, juga mengalir darah Perancis, Kanada, Skotlandia dan Inggris.
Dikutip dari Bisnis.com yang melansir situs find a grave, nenek moyang sulung dari pasangan Pierre Trudeau dan Margaret Trudeau ini adalah orang Indonesia.
Meski terbilang cukup jauh, namun kebanyakan nenek moyang Trudeau justru tinggal lama di Indonesia.
Tercatat tiga kota di Indonesia pernah menjadi tempat tinggal keturunan Trudeau yakni di Padang, Makasar, dan Jakarta.
Dari tiga kota besar di Tanah Air itu, kebanyakan dari mereka lebih lama mendiami Kota Padang hingga akhir hayatnya.
Silsilah darah Indonesia dimulai dari buyut ke enamnya John Carels, yang merupakan seorang kolonialis Belanda yang tinggal di Padang dan menikahi perempuan Indonesia, yang diduga orang Minangkabau, asal Padang, Sumatera Barat.
Hingga buyut keempatnya, keturunan Trudeau tinggal dan meninggal dunia di Padang.
Kota Jakarta baru ditempati leluhurnya pada buyut ketiga dan keduanya.
Sedangkan buyut pertamanya Thomas Kirkpatrick Bernard lahir di Makassar, dan akhirnya pindah ke Penticton Kanada hingga meninggal dunia di sana.
Thomas Kirkpatrick Bernard yang menikah dengan Rose Edith Ivan Bernard di Kanada inilah yang melahirkan nenak dari Trudeau yakni Doris Kathleen Bernard, yang menikah dengan James Sinclair dan memiliki puteri bernama Margareth Joan Sinclair, ibu dari Justin Trudeau yang menikah dengan Pierre Trudeau Perdana Menteri Kanada ke-15.
Melihat silsilah keluarga Trudeau, justru keturunan Trudeau baru menetap di Kanada atau di luar Indonesia pada keturunan ketiga klan Trudeau.
Apalagi, jika buyut keenamnya terbukti perempuan berdarah Minang kelahiran Padang Sumatera Barat, maka secara adat garis keturunan dan darah Indonesia Trudeau sangat kental.
Seperti yang diketahui, suku Minangkabau atau Padang di Sumbar menganut adat matrilineal, di mana suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu.
Kata ini seringkali disamakan dengan matriarkhat atau matriarkhi, meskipun pada dasarnya artinya berbeda.
Matrilineal berasal dari dua kata bahasa Latin, yaitu mater yang berarti ibu, dan linea yang berarti garis. Jadi, matrilineal berarti mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak ibu.
Sementara itu matriarkhat berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu mater yang berarti ibu, dan archein yang berarti memerintah.
Jadi, matriarkhi berarti kekuasaan berada di tangan ibu atau pihak perempuan. Penganut adat matrilineal di Indonesia sendiri hanya dianut oleh suku Minangkabau di Sumbar.
Selain di Indonesia, adat Matrilineal juga dipegang oleh suku Indian di Apache Barat, suku Khasi di Meghalaya, India Timur Laut, suku Nakhi di provinsi Sichuan dan Yunnan, Tiongkok, penduduk asli Amerika Serikat: Suku Navajo, sebagian besar suku Pueblo, suku Crow, dan beberapa sukukecil di kepulauan Asia Pasifik Meski memiliki kedekatan dengan Indonesia, Trudeau belum pernah singgah atau menginjakkan kaki di tanah kelahiran leluhurnya.
Berkat KTT G20, akhirnya Justin Trudeau pulang ke Indonesia, tanah nenek moyangnya, meski tak ke Ranah Minang. (*)