Proses Pembangunan Rumah Gadang, Sandinya Dipasang Terakhir, Kenapa Terbalik?

Proses Pembangunan Rumah Gadang, Sandinya Dipasang Terakhir, Kenapa Terbalik?
Sejarah Cagar Budaya Rumah Gadang Anelma di Kabupaten Tanah Datar (Foto: BPCB Sumbar)
HALONUSA.COM - Mendirikan Rumah Gadang bukan perkara hal yang mudah dilakukan di Minangkabau. Banyak hal yang harus dilakukan sebelum Rumah Adat dibangun.

Selain itu, ada hal unik dari pembangunan Rumah Gadang. Yaitu, sandi atau batu penyangga tiang di Rumah Gadang tidak dibangun terlebih dahulu seperti membangun rumah pada umumnya.

Batu sandi atau batu penyangga itu akan diletakkan saat rumah telah selesai dibangun dan rumah akan diletakkan di atas batu tersebut.

Batu datar yang menjadi penyangga itu akan membuat tiang rumah tidak langsung menyentuh tanah. Sehingga jika terjadi gempa, maka tidak akan merusak bangunan Rumah Gadang.

Untuk mengetahui bagaimana pembuatan Rumah Gadang, berikut adalah deretan hal yang harus dilakukan dalam pembuatan Rumah Gadang.

1. Musyawarah Mufakat

Masyarakat minangkabau sudah mengenal sistem demokrasi sejak dahulu kala. Setiap permasalahan adat dirembukkan bersama dalam sebuah musyarah mufakat. Begitu juga dengan mendirikan rumah gadang. Ninik mamak, bundo kandung dan para tetua duduk bersama untuk membahas banyak hal.

Hal yang paling mendasar adalah mengenai urgensi (seberapa penting) rumah gadang tersebut dibangun, lokasi, biaya dan persiapan teknis lainnya.

2. Mengumpulkan Bahan

Setelah didapatkan suara bulat kemudian masuk pada tahapan kedua yaitu mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan. Bahan biasanya diambil dari alam, kayu dan ijuk diambil dari hutan yang biasanya dimiliki oleh kaum tersebut.

Semua bahan dicari dan dikumpulkan secara gotong royong. Kayu-kayu yang ditebang kemudian dibalsemkan secara alami. Biasanya direndam dalam air. Lumpur di perarian kemudian akan membuat kayu tersebut kuat dan liat, sehingga lebih tahan rayap dan tahan lama.

3. Mencetak Tiang Utama

Setelah semua bahan terkumpul, tahapan berikutnya dilakukan oleh tukang, tanpa campur tangan anggota kaum yang lain. Tiang utama (Tiang Tuo) seperti namanya adalah pondasi utama rumah gadang. Kayu yang dipilih biasanya kayu yang besar, kuat dan lurus.

Sementara itu, tukang yang lain mempersiapkan bagian yang lainnya, seperti perkayuan untuk rangka, pasak, kuda-kuda, papan-papan untuk dinding, hingga kayu ukiran untuk rumah gadang.

4. Mendirikan Tiang & Kuda-Kuda

Setelah tiang utama selesai dibentuk, berikut dengan rangka-rangka rumah gadang kemudian tiang utama tersebut didirikan secara bersama-sama. Sebagian orang menarik dengan tali yang sudah diikatkan ke kerangka utama, sedangkan yang lain sudah siap dengan kayu-kayu penopang.

Pada masa dahulu, proses ini diawali dengan membantai ayam, kemudian darahnya diserakan pada tanah dan tiang utama. Kemudian dilanjutkan oleh doa bersama oleh pemuka kaum.

Setelah tiang utama, berikut pondasi dan kerangka utama rumah gadang berdiri barulah kemudian barulah rumah gadang dibangun secara bersama-sama. Untuk pekerjaan yang bisa dilakukan bergotong royong biasnaya dilakkan secara bersama. Sedangkan perkerjaan yang butuh keahlian khusus haruslah dikerjakan oleh tukang.

5. Tahap Akhir

Tahap akhir dalam mendirikan rumah gadang adalah memperhatikan detail-detail rumah gadang. Misalnya sentuhan akhir pada ukiran-ukiran pada dinding rumah gadang, termasuk mengecat aneka ukiran tersebut agar erlihat lebih bagus dan kayu lebih tahan lama.

6. Menaiki Rumah Gadang

Sebelum menaiki rumah, biasaya kaum kerabat akan mengadakan kenduri. Dalam prosesi ini biasanya para bundo kandung akan bergotong royong untuk memasak aneka makanan khas. Semua keluarga besar diundang, termasuk juga tetanga sekitar dan tokoh ulama.

Setelah acara makan-makan biasanya ada acara doa bersama. Sebagai bentuk rasa syukur dan agar rumah gadang yang dibangun tersebut bisa memberikan manfaat dan perlindungan bagi penghuninya.

Berita Lainnya

Index