Menurutnya, pihaknya mendapatkan laporan tersebut pada Selasa (31/05/2022).
"Mereka mengetahui memiliki sertifikat vaksin booster ketika membuka riwayat sertifikat vaksin pada aplikasi peduli lindungi, nama mereka dinyatakan telah menerima dosis ketiga atau booster, padahal kenyataannya tidak pernah," lanjutnya.
Menurutnya, atas kejadian tersebut, masyarakat merasa dirugikan dan mengganggap ada yang telah menggunakan data mereka tanpa sepengetahuannya.
Tidak hanya itu, masyarakat menyampaikan bahwa sertifikat vaksin booster juga akan diperoleh anggota keluarga lainnya apabila berada pada Kartu Keluarga (KK) yang sama."Hal tersebut membuat masyarakat khawatir data pada KK dan KTP disalahgunakan oleh oknum yg tidak bertanggung jawab, begitupun data vaksin mereka," katanya.
Editor : Redaksi
