HALONUSA.COM - Minangkabau memiliki berbagai macam tradisi magis yang pada zaman dahulunya sering digunakan untuk kepentingan pengasih dan lainnya.
Salah satu tradisi magis di Minangkabau yang sering dilakukan tersebut seperti gasiang tangkurak dan juga Sirompak yang akan dibahas pada artikel kali ini.
Untuk tradisi magis Sirompak ini sudah cukup banyak dibahas dalam sebuah karya ilmiah dari berbagai Universitas yang ada di Indonesia maupun di Sumatera Barat sendiri.
Salah satunya adalah karya ilmiah yang diunggah oleh website resmi Intitut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang yang membahas dari sisi musikalisasinya.
Tradisi Basirompak ini merupakan salah satu tradisi yang berasal dari daerah Luhak 50 Koto atau Kabupaten 50 Kota saat ini.
Biasanya, dalam kegiatan Basirompak ini akan menggunakan perlengkapan seperti Saluang sebagai instrumen pengiring dendang (mantera), tengkorak manusia yang sudah dijadikan gasiang, kemenyan dan kelengkapan yang ada pada diri orang yang dituju.
Pelaku kesenian Sirompak terdiri dari beberapa orang berupa satu orang pemimpin sekaligus pawang atau dukun yang menyanyikan mantera-mantera, satu orang sebagai peniup Saluang Sirompak, dan satu orang sebagai pemain gasiang.Mantera yang disajikan dalam kegiatan ritual magi Basirompak berupa kalimat yang disusun dan dianggap dapat mendatangkan kekuatan gaib.
Apabila diklasifikasikan jenis aktivitas upacara ini termasuk kepada jenis magis produktif. Oleh karena itu, susunan bahasanya merupakan gambaran hasrat hati manusia kepada suatu kekuatan gaib.
Artinya, komunikasi yang dibangun bukanlah merupakan komunikkasi antara manusia dengan manusia, melainkan adalah merupakan komunikasi yang dilakukan antara manusia dengan alam gaib atau merupakan komunikasi satu arah.
Editor : Redaksi
