HALONUSA.COM – Masjid Raya Sumatera Barat adalah sebuah bangunan yang saat ini menjadi kebanggaan masyarakat Tanah Andalas.
Pasalnya, bangunan yang didirikan pasca Gempa 2009 lalu ini telah mendapatkan predikat sebagai bangunan dengan design terbaik di dunia.
Pembangunan Masjid Raya Sumatera Barat tidak akan pernah terjadi, jika Gubernur Sumatera Barat kala itu, Gamawan Fauzi tidak mendapatkan kritik dari Wakil Presiden kala itu, Jusuf Kala.
“Saat itu saya bersama bapak Jusuf Kala satu mobil dan beliau menanyakan, Sumatera Barat kan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, lalu mana Masjid Rayanya,” kata antan Gubernur Sumatera Barat, Gamawan Fauzi.
Ia menjawab pertanyaan tersebut dengan menyatakan Masjid Nurul Iman yang berada di dekat Pasar Raya Padang.
“Beliau bilang bahwa Masjid Nurul Iman belum reprsentatif sebagai Masjid Raya sebuah Provinsi dan saya merasa tertantang dengan itu,” katanya.
Ia mengatakan, sebelum Masjid Raya Sumatera Barat dibangun, icon dari Sumatera Barat adalah Jam Gadang di Bukittinggi.
“Menurut saya, Jam Gadang tidak mewakili Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah,” lanjutnya.
Meurutnya, saat ia menjadi Gubernur Sumatera Barat pada tahun 2005, ia berpikir untuk membangun sebuah masjid.
“Saya mulai mencari lokasi yang saat itu ada sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) di tengah Kota Padang,” lanjutnya.
Lokasi tersebut, sudah tidak layak lagi untuk dijadikan sekolah pertanian di tengah Kota Padang.
“Hal pertama yang saya lakukan adalah memindahkan SMA itu ke lokasi yang baru dengan fasilitas yang lebih baik dibanding lokasi yang lama,” lanjutnya.
Berjalan satu tahun, ia mulai membicarakan ide tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat.
“Setelah itu, kami membuat panitianya dan kami menganggarkan uang sebanyak RP100 miliar,” katanya.
Anggaran tersebut digunakan untuk mengadakan lomba design yang bersifat internasional.
“Jadi kami tunjuk sebuah tim untuk mengadakan lomba design Masjid Raya Sumatera Barat itu,” lanjutnya.