Sejarah Cagar Budaya Komplek Pesantren Almanar di Kabupaten Limapuluh Kota

×

Sejarah Cagar Budaya Komplek Pesantren Almanar di Kabupaten Limapuluh Kota

Bagikan berita
Sejarah Cagar Budaya Komplek pesantren Almanar di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)|
Menara Pesantren Al-Manar (Dok.BPCB Sumbar 2017)|Sejarah Cagar Budaya Komplek pesantren Almanar di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)
Sejarah Cagar Budaya Komplek pesantren Almanar di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)| Menara Pesantren Al-Manar (Dok.BPCB Sumbar 2017)|Sejarah Cagar Budaya Komplek pesantren Almanar di Kabupaten Limapuluh Kota (FOTO: BPCB Sumbar)

Pesantren Al-Manar atau Pesantren Batu Hampar merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang cukup tua dan sudah eksis sejak awal abad 19 M.

Pada awalnya, cikal bakal pesantren ini hanyalah sebuah surau yang dipergunakan untuk belajar mengaji Al-Qur’an dan berkhalwat.

Namun demikian, tidak diketahui dengan jelas kapan kegiatan keagamaan di surau ini mulai berjalan.

Satu hal yang pasti, kegiatan di surau ini sudah mulai berjalan sejak masa hidup pendirinya, yaitu Syeikh Abdurrahman bin Abdullah (1783 – 1899).

Deskripsi Arkeologis

Secara struktural, bangunan menara terdiri dari kaki, badan, dan atap (kemuncak) menara, secara keseluruhan bangunan menara terbuat dari bata berlepa, kecuali bagian pintu yang terbuat dari kayu.

Pada bagian dinding dicat dengan warna krem, sedangkan bagian atap (kubah) dicat dengan warna hijau.

Sebagaimana lazimnya, menara ini difungsikan untuk mengumandangkan adzan, Bangunan kaki menara berdenah segi empat, membujur dari Utara ke Selatan, berukuran panjang 9 m dan lebar 4,5 m.

Bangunan kaki menara terbagi menjadi dua bagian dan dipisahkan oleh sebuah lorong yang memanjang dari arah Timur ke Barat selebar 1,5 m.

Badan menara dibangun tepat di atas lorong ini, dan sementara itu, dua bagian dari kaki menara merupakan sebuah ruangan yang masing-masing mempunyai atap berbentuk kubah.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini