Pada pembangunan awal kedua sisi rumah gadang ini terdapat anjungan, namun sekitar tahun 1940-an salah satu anjung yaitu pada sisi kiri dibongkar, yang dijadikan dapur dan ruang makan.
Tangga naik awalnya persis tepat di tengah bangunan, namun sewaktu pembongkaran anjung sisi kiri tangga juga dibongkar dan disatukan dengan bangunan baru pada sisi Timur.
Dinding dari bangunan ini terbuat dari tembok bata, sebagian besar dinding terdapat ukiran motif Cina (Macau) berupa binatang dan tumbuhan dengan jendela sebanyah 14 buah yang terdapat pada bagian depan, samping kanan, dan belakang.
Semua jendela diberi terali besi, bagian sisi bawah dinding terdapat lubang yang juga memiliki terali besi.
Rumah Gadnag ukiran cino memiliki ruang sebanyak 6 ruang (1 ruang yang merupakan anjungan).
Penyangga atau tonggak tidak bisa dipakai lagi dan diganti dengan tonggak coran beton.
Lantai dari rumah gadang ini memiliki tingkatan pada bagian anjungan serta tidak memiliki loteng.
Selain itu juga terdapat penambahan bangunan baru berupa teras pada tangga naik, Pemilik bangunan ini juga menyimpan koleksi berupa kain, keramik, meja, tempat tidur yang seusia dengan bangunan tersebut.
Salah satu koleksi berupa sutra dan terdapat tulisan “slamat pakai 15 Maart 1902”.
Secara struktur dan arsitektural, Rumah Gadang Ukiran Cino merupakan perpaduan tiga unsur, dengan Minangkabau kolonial dan Cina.
Fungsi
Bangunan ini difungsikan sebagai lokasi tempat tinggal dari keturunan Leman
Sumber: BPCB Sumbar