Hal tersebut diungkapkan oleh CEO Semen Padang FC, Win Bernadino yang mengharapkan Erick Thohir mampu menciptakan kompetisi sepak bola Indonesia yang sehat dan profesional.
“Jika kompetisi sehat dan profesional ini akan berdampak pada Timnas Sepak Bola Indonesia,” katanya.
Tak lupa, Win juga mengucapkan selamat kepada Menteri BUMN tersebut.
"Selamat kepada pak Erick menjadi Ketum PSSI," katanya.
Ditambahkannya, ditangan Ketua Umum yang baru tentu besar harapan agar terjadi transformasi di sepakbola nasional.
“Transformasi ini tentu memiliki tantangan yang berat dan kita berharap ada perubahan besar yakni menjadi industri sepak bola,” kata dia.
Menurutnya, impian yang ideal adalah adanya sebuah kompetisi yang sehat dan profesional dengan jadwal pertandingan yang jelas, aturan yang pasti, dan proses perizinan yang mudah.
Namun, untuk kompetisi Liga 2 saat ini, hampir semua klub telah membubarkan timnya setelah adanya penghentian kompetisi.
Jika kompetisi ini akan dilanjutkan kembali, ia berharap agar dapat dimulai pada semester kedua, sejalan dengan arahan dari FIFA yang meminta PSSI selaku operator untuk memulai kompetisi di pertengahan tahun.
“Mungkin untuk memudahkan transfer windows jelang kompetisi dan agar semua serentak memulai kompetisi ini,” kata dia.
Sebelumnya Ketua Umum PSSI 2023-2027 Erick Thohir mengatakan, sepak bola nasional sepatutnya harus bersih terlebih dahulu baru berbicara soal prestasi.
“Tidak mungkin kita bicara prestasi ketika sepak bolanya tidak bersih. Dan ini tidak mudah,” katanya.
Karenanya, Presiden klub Italia Inter Milan periode 2013-2016 tersebut mengimbau kepada semua pihak yang terkait dengan sepak bola nasional untuk memupuk semangat berani.
Erick menyatakan bahwa keberanian menjadi hal yang penting karena tidak ada lagi waktu untuk hanya berkutat pada teori belaka. Semua pihak harus bekerja keras demi mewujudkan cita-cita yang diinginkan.
“Kita tidak perlu berbicara nyali lagi tetapi bagaimana membuktikan bahwa kita memang berprestasi,” katanya.
“Tentunya saya berharap juga dukungan dari media agar menjadi ‘watchdog’ (penjaga) dari sepak bola bersih,” tuturnya. (*)