Terapkan Kurikulum Prototype, ini Curhatan Kepala Sekolah SMPN 2 Bandung

×

Terapkan Kurikulum Prototype, ini Curhatan Kepala Sekolah SMPN 2 Bandung

Bagikan berita
Siswa di SMPN 2 Bandung sedang melakukan pembelajaran menggunakan kurikulum prototype
Siswa di SMPN 2 Bandung sedang melakukan pembelajaran menggunakan kurikulum prototype

HALONUSA.COM - Sebagai salah satu sekolah yang telah menerapkan kurikulum prototype, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Bandung merasa sangat merdeka dalam mendidik siswanya.

Kepala SMPN 2 Kota Bandung, Erni Kusniati menuturkan sekolahnya telah menerapkan kurikulum prototipe untuk siswa didik kelas VII. “Kurikulum prototipe ini memberikan kemerdekaan kepada sekolah untuk menerapkan sistem pembelajaran sesuai dengan kebutuhan sekolah. Tujuan pembelajarannya diserahkan ke sekolah,” katanya.

Menurutnya, dengan menerapkan kurikulum prototype, sekolahnya mengedepankan project-based learning agar bakat dan kompetensi siswanya dapat dikembangkan.

“Kurikukum ini kami mengedepankan proyek. Anak-anak sangat antusias menyambutnya. Bahkan siswa kelas 8 dan kelas 9 yang masih menerapkan kurikulum 2013 walaupun disederhanakan mereka ingin pembelajarannya berbasis projek karena menyenangkan,” katanya.

Baca juga:

Ia mengatakan, dengan pemberlakukan kurikulum prototype tersebut, siswa menjadi memiliki tantangan untuk mengembangkan karakternya hingga terbentuk profil Pelajar Pancasila.

“Anak-anak mengaku menjadi lebih bertanggung jawab dan memiliki banyak teman, karena mereka berkolaborasi. Itu karakater yang tumbuh pada anak,” lanjutnya.

Sebagai sekolah penggerak yang ditetapkan pada 30 April 2021, SMPN 2 Kota Bandung, kata Erni telah mengimbaskan ke sekolah-sekolah lain yang belum menerapkan kurikulum prototipe.

“Sekolah kami bersama sekolah penggerak lainnya di Kota Bandung telah mengajak sekolah lain untuk turut menerapkan kurikulum ini dan turut menjadi sekolah penggerak,” katanya.

Ia mengatakan, dengan menjadi sekolah penggerak, banyak tantangan yang harus dikembangkan terutama dalam hal digitalisasi sekolah.

“Para guru mau tidak mau harus sudah melek IT (Ilmu Teknologi). Sekarang teaching at the right level (mengajar sesuai kebutuhan siswa). Jadi sekolah sudah harus mengases siswanya, mengetahui gaya belajar, hobi, dan sebagainya,” tutupnya.

Editor : Redaksi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini