Mekarnya Padma raksasa alias bunga langka dan terbesar di dunia itu teridentifikasi saat tim ekspedisi bernama Belukar melakukan observasi ke dalam rimba Saniangbaka yang berdampingan dengan hutan hujan Suaka Margasatwa Barisan.
Para pemuda merupakan divisi kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Tangaya itu mengaku jika ini kali pertama mereka temukan. Sejak melakukan ekspedisi ke dalam hutan desa sejak 2014. Mereka belum pernah menemukan kuntum bunga Raflesia.
"Kuntum bunga Raflesia mekar sudah beberapa kali di sini, dan memang kali pertama terjadi. Saat kami berulang kali ekspedisi akhir 2021 hingga sekarang sudah banyak titik Rafflesia Arnoldii yang bakal mekar," kata Muhammad Rizki, Kamis, 10 Februari 2022.
Tim Belukar merupakan sekelompok pemuda yang terbentuk untuk melindungi hutan adat alias hutan nagari. Ekspedisi perdana pada 2014 lalu mengulang kembali November 2021.
"Hingga tahun ini kami sudah kembali berkegiatan dan melakukan penelitian terhadap sejumlah keanekaragaman hayati di hutan Saniangbaka," katanya.
Keaktifan ekspedisi jelang akhir 2021, tim Belukar menemukan keberadaan Raflesia. "Waktu itu baru satu, lalu kami mengulang kembali perjalanan ke hutan hingga akhirnya menemukan sejumlah kuntum Rafllesia di beberapa titik di dalam hutan," tutur Ares, sapaan akrabnya.
Tumbuhan parasit obligat ini merupakan tumbuhan langka. Tumbuh dan mekar berada di wilayah administrasi Lurah (anak sungai-red) Kariang, Aialasi Saniangbaka.
"Berkemungkinan akan banyak kuntum dan ekspedisi ini akan terus bergerak. Namun kami juga tidak dapat memastikan jumlahnya," ungkapnya.
[caption id="attachment_27470" align="aligncenter" width="867"]

Kegiatan Belukar mulanya hanya sekadar berburu lebah, serta kegiatan konservasi satwa liar kelas reptil. Sejauh ini sebut Muhammad Rizki, sejak penemuan Rafllesia Arnoldii, tim melakukan pencatatan. Mulai dari pengukuran, termasuk memantau mulai kuntum hingga mekar.
"Kami menemukan beberapa jenis bunga langka tersebut, pertama jenisnya Raflesia Arnoldii dan Gadutensis," ungkapnya. (*)