"Spontan istri korban merekam kejadian yang memang sedang mengantongi HP, ia merekam dan mencoba menolong suaminya yang tergeletak tertembak yang kemudian dihalang-halangi oleh tersangka," beber Guntur.
Istri korban melihat secara langsung dan merekam kejadian itu, setelah itu pula terlihat pisau di dekat tangan suaminya yang sudah tergeletak.
Mhereye Fhitriananda, istri korban penembakan sempat dihardik keras oleh seorang pria, ketika saat peristiwa turut menyaksikan.
Ia merupakan salah satu saksi yang kemudian tidak menjadi saksi dalam berkas penyidikan.
Saksi tersebut bukan seorang anggota polisi tetapi menjadi bagian dari tim yang turut dalam melakukan penggerebekan.
Guntur menirukan kata-kata hardikan itu, 'diam kau anjing' pria itu diketahui bernama Topan dan mengenakan sarung tangan layaknya tim investigasi.Sementara menurut tersangka dan polisi yang terlibat penggerebekan menyebutkan, korban membawa pisau saat berada di belakang (dapur-red).
Posisi pisau di tangan kanan dan terhunus ke arah belakang. Ketakutan, korban lari dengan mendobrak papan dapur.
"Sementara di sana tidak ada pintu darurat di belakang rumah," ujar Guntur membantah versi tersangka polisi itu.
Editor : Redaksi